Jadi Rebutan Prabowo, Erick, Airlangga: Khofifah Putri Ideologis Gus Dur, Didukung Muslimat NU

Jadi Rebutan Prabowo, Erick, Airlangga: Khofifah Putri Ideologis Gus Dur, Didukung Muslimat NU Baliho Prabowo Subianto dan Khofifah Indar Parawansa ini banyak bertebaran di kawasan Tapal Kuda. Foto: bangsaonline.com

SURABAYA, BANGSAONLINE.comPara ketua umum partai politik dan menteri kini sedang gencar berebut pengaruh politik di Jawa Timur. Mereka perang baliho untuk . Yang menarik, mereka sama menyandingkan diri dengan foto Indar Parawansa.

Mereka adalah Ketua Umum Partai Golkar , Ketua Umum Partai Gerindra Subianto, dan Menteri BUMN .

Baca Juga: Khofifah Pernah Jadi Bintang Senayan, Prof Kiai Asep: Cagub Paling Lengkap dan Berprestasi

Apa sih keistimewaan yang kini itu? Inilah tulisan M Mas’ud Adnan edisi kedua di HARIAN BANGSA yang terbit Senin, 28 Maret 2022. Selamat membaca:

Ya, apa sih keistimewaan? Banyak sekali. Pertama, Arek Wonocolo Suroboyo itu adalah putri ideologis Gus Dur. Dari sekian kader Gus Dur hanya dan Mahfud MD yang tak pernah cacat, apalagi konflik dengan Gus Dur. Cak Imin, Gus Ipul, Matori Abdul Djalil, Alwi Shihab, dan bahkan KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), ketua umum PBNU, pernah terlibat konflik dengan Gus Dur.

Dalam tesis saya di Pascasarjana Unair, saya sempat pengutip pernyataan Yahya Staquf yang dimuat Harian Surya (19/07/2003) terkait Pilgub Jatim. Yahya mengeritik Gus Dur. Menurut dia, kekalahan calon Gubernur Jatim dari PKB, yaitu Abdul Kahfi, karena Gus Dur tidak melibatkan pengurus PKB secara organisatori dalam mengambil keputusan. Dan masih banyak pernyataan-pernyataan Gus Yahya yang mengeritik Gus Dur.

Baca Juga: Pekerja MPS Trowulan Kompak Pilih Gubernur yang Full Senyum

Sebaliknya, justru sangat tawaddlu pada Gus Dur. Tak aneh, jika Gus Dur kemudian menjadikan sebagai anak emas.

Menurut Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A., Gus Dur pernah menyatakan bahwa adalah menteri serba bisa. Saat menjabat Prersiden RI, Gus Dur memang mengangkat sebagai menteri negara pemberdayaan perempuan dan ketua BKKBN.

Baca Juga: Rapat Konsolidasi Tim Pemenangan Pilgub Jatim, Khofifah Tekankan Politik Santun

Khofifah semula adalah kader NU yang aktif di PPP. Tapi ketika PBNU membidani lahirnya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Gus Dur memanggil untuk menjadi pengurus PKB. Praktis keluar dari PPP yang berarti juga harus mundur dari anggota DPR RI.

“Kalau yang lain masuk PKB karena ingin jadi DPR, saya masuk PKB justru meninggalkan kursi DPR RI,” kata saat itu.

Khofifah memang total pada Gus Dur. Terutama ketika Gus Dur menjadi calon presiden pada 1999. Saat itu jadi ketua tim sukses.

Baca Juga: Dicurhati Pedagang Wonokromo, Khofifah: Pasar Tradisional Harus Tersentuh Digitalisasi

“Saat saya tidak pulang selama 20 hari dalam upaya pemenangan Gus Dur, anak saya yang saat itu masih kelas 5 SD menulis dengan spidol di kertas dan ditempel di dinding, ‘Ibu bubarkan saja partainya, ibu tidak pulang-pulang,’ ungkap dalam acara pembukaan Indonesian Women’s Forum 2018 di Raffles Hotel Jakarta, Rabu (7/11/2018).

Kemudian anak saya yang nomor tiga juga sudah tidak mengenali ibunya. Paling sedih lah seorang ibu kalau anaknya sudah tidak mengenali wajah ibunya. Tapi itu harus saya terima sebagai konsekuensi proses pembelaan saya kepada PKB yang kala itu baru dibentuk oleh Gus Dur,” cerita.

Kepatuhan teruji sampai akhir hayat Gus Dur. Karena itu tak heran jika Gus Dur sangat percaya pada.

Baca Juga: HUT Ke-79, Khofifah: Profesionalisme TNI dalam Menjaga Proses Demokrasi RI Teruji dan Terbukti

"Kepada saya beliau tiga kali berwasiat, jika wafat beliau pesan di batu nisan beliau ditulis the humanist died here," kata saat berpidato pada acara Haul ke-5 Gus Dur di Pesantren Tebuireng, Jombang.

Wasiat itu kemudian dilaksanakan oleh keluarga Gus Dur.

Baca Juga: Di Depan Kiai Se-Madura, Kiai Asep Sampaikan Kesan Rektor Al Azhar Mesir tentang Figur Khofifah

Kedua, adalah Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muslimat NU. menjabat ketua umum Muslimat NU empat periode. Maka mudah dipahami, jika ibu-ibu Muslimat NU sangat fanatik dan loyal pada.

Sedemikian fanatiknya sampai Soekarwo (Gubernur Jatim sebelum) mengakui bahwa selama dua kali bertarung melawan dalam Pilgub Jatim ia tak bisa menaklukkan Muslimat NU.

“Satu-satunya yang tidak bisa saya jebol adalah Muslimat NU,” kata Pakde Karwo, panggilan dua periode itu. Padahal saat itu Pakde Karwo berpasangan dengan Saifullah Yusuf (Gus Ipul), ketua PBNU dan mantan ketua GP Ansor dua periode.

Baca Juga: Para Waranggono di Tiga Kabupaten Jatim Utara Deklarasi Menangkan Khofifah-Emil di Pilgub Jatim

KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) menyebut bahwa Muslimat NU merupakan badan otonom (banom) NU terbaik. “Bahkan dibanding NU sendiri,” kata Gus Sholah kepada saya suatu ketika.

Pengasuh Pesatren Tebuireng Jombang Jawa Timur itu lalu memberikan contoh konkret berdasarkan fakta keseharian istrinya, Nyai Hj Farida Salahuddin Wahid, yang juga pengurus Mulismat NU.

“Kalau ada acara, Muslimat tidak seperti NU. Semua pengurus Muslimat pakai ongkos sendiri dan biaya sendiri,” kata cucu pendiri NU, Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy’ari itu. Artinya, para pengurus Muslimat NU terbiasa torok alias rugi demi NU, bukan cari untung di organisasi NU.

Baca Juga: Komunitas Perempuan Relawan ‘Prokem’ Deklarasi Menangkan Khofifah-Emil

Karakter Muslimat NU yang mandiri dan solid itu tentu tak lepas dari faktor pemimpinnya. Yaitu. “Untuk saat ini, adalah pemimpin nasional terbaik,” kata Gus Sholah. (M Mas'ud Adnan/bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Emak-emak di Surabaya Kecewa Tak Bisa Foto Bareng Jokowi':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO