5 Mahasiswa IIKNU Tuban Magang ke Jepang

TUBAN, BANGSAONLINE.com - Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama (IIKNU) Kabupaten Tuban memberangkatkan sebanyak 5 mahasiswa mengikuti program Internship ke Jepang.

Rektor IIKNU Tuban, Miftahul Munir mengatakan, pemberangkatan mahasiswa untuk magang ke Jepang tersebut merupakan yang pertama kalinya dan satu-satunya di Jawa Timur. Untuk itu, mereka yang terpilih telah melalui proses seleksi yang dilakukan secara ketat.

"Program ini pertama kali dan satu-satunya di Jawa Timur. Biasanya kami kirim mahasiswa yang sudah lulus untuk kerja di luar negeri. Tapi kali ini masih mahasiswa aktif semester 6 sampai 8," kata Miftahul Munir, Minggu (24/7/2022).

Pihaknya menuturkan, saat di Jepang nanti mereka akan belajar sambil bekerja selama setahun di tempat pelayanan kesehatan. Mulai rumah sakit, pelayanan sekunder atau setingkat puskemas, hingga di pelayanan kesehatan panti sosial.

Selanjutnya, yang sudah belajar di Jepang akan mendapatkan sertifikasi internasional hingga nanti dapat dikirim ke Eropa maupun Amerika.

"Nanti setelah mereka kembali akan mendapatkan lisensi internasional untuk dapat digunakan bekerja," imbuhnya.

Pihak IIKNU berharap, setelah 5 mahasiswa dikirim ke Jepang mereka bisa kembali ke tanah air dan mengaplikasikan ilmu yang didapat. Tak hanya itu, setelah pengiriman ini ada mahasiswa lain yang mengikuti jejaknya.

"Semoga tiap tahun bisa berangkat dan jumlahnya bertambah," tutupnya.

Cornelia Ayu Kusuma Wardani, salah satu mahasiswa IIKNU yang berangkat ke Jepang mengaku senang serta bangga bisa belajar sekaligus bekerja di luar negeri. Kesempatan ini sangat berharga baginya dan kampusnya. Sebab, kegiatan internship ke Jepang ini merupakan yang pertama dan menjadi pembuka jalan untuk adik-adiknya pada momen berikutnya.

“Pastinya dengan internship ini juga meningkatkan kredibilitas kampus dan nama Kabupaten Tuban di kancah internasional,” kata Cornelia.

Mahasiswi semester 8 itu menambahkan, pihaknya telah mempersiapkan semua keperluan selama berada di negeri sakura. Termasuk belajar bahasa Jepang yang dilakukan selama 4 bulan.

‘’Kami akan membuktikan bahwa orang Indonesia itu mampu. Biar pun dalam hal teknologi kalah dari Jepang, tapi soal kesehatan kami juga bisa diandalkan,’’ pungkasnya. (gun/ari)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News