BLITAR, BANGSAONLINE.com - Padepokan Gus Samsudin di Desa Rejowinangun Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, digeruduk warga, Minggu (31/7/2022).
Ratusan massa memadati depan gerbang padepokan. Mereka menuntut agar padepokan Gus Samsudin ditutup karena diduga melakukan praktik pengobatan abal-abal. Sayangnya, pintu gerbang padepokan yang berdiri kokoh itu tertutup rapat.
BACA JUGA:
- Jamasan Gong Kiai Pradah, Tradisi Pemkab Blitar Lestarikan Warisan Budaya Tak Benda
- Kebakaran di Srengat Blitar Telan Satu Korban Tewas, Diduga Akibat Korsleting
- Polres Blitar Amankan Ribuan Botol Arak Bali yang Hendak Dikirim ke Luar Jawa
- Ratusan Kelompok Tani Tembakau di Blitar Dapat Bantuan Alat Senilai Rp2 Miliar dari DBHCHT
Tak ada satu pun pihak padepokan yang menemui warga yang sedang berunjuk rasa.
"Warga sepakat untuk melalukan aksi agar padepokan ditutup karena diduga melakukan penipuan publik," ujar salah satu warga yang ikut aksi.
Pria yang tak mau disebutkan namanya itu mengatakan bahwa warga tak ada yang percaya dengan praktek yang dilakukan Gus Samsudin. Bahkan sebelum polemik dan kegaduhan yang terjadi di Padepokan Gus Samsudin saat didatangi Pesulap Merah. Sehingga meminta agar padepokan ditutup.
"Warga satu desa ini nggak ada yang percaya, jadi lebih baik ditutup saja," imbuhnya.
Usai warga menggeruduk padepokannya, Gus Samsudin bersama Kepala Desa Rejowinangun dan perwakilan warga melakukan mediasi di Mapolsek Lodoyo Barat.
Usai mediasi, Gus Samsudin menyatakan masih enggan menutup padepokannya secara permanen.