"Apakah para korban ini hanya meracik atau disuruh atau hanya pekerja. Tentunya masih kita dalami dan belum bisa kita simpulkan," tegasnya.
Saat ditanya terkait dugaan terorisme dalam kasus tersebut, Argo mengatakan hal itu belum bisa dibuktikan.
"Belum bisa dibuktikan. Sebatas memang menjual bahan petasan. Tapi tetap kita lakukan pendalaman," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, ledakan di Desa Karangbendo terjadi pada 19 Februari 2023 malam. Ledakan diduga kuat berasal dari bahan-bahan pembuat petasan.
Ada empat orang tewas akibat ledakan tersebut. Yaitu Darman selaku pemilik rumah, kedua anaknya masing-masing Arifin (28) dan Deni Widodo (23), serta adik ipar Arifin, Betrisa Neswa Roszi (17).
Selain empat korban meninggal dunia, ledakan juga mengakibatkan puluhan orang luka-luka dan puluhan rumah rusak. (ina/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News