Antisipasi El Nino, Ketua LPPNU Jatim Siapkan Teknologi Green house

Antisipasi El Nino, Ketua LPPNU Jatim Siapkan Teknologi Green house Ketua PW LPPNU Jatim, Ghufron Ahmad Yani, saat berada di Green House.

PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdhatul Ulama (LPPNU) Jawa Timur, Ghufron Ahmad Yani, memiliki cara tersendiri untuk menghadapi .

"Kami punya teknisi baru, yakni teknologi green house untuk mengatasi perubahan cuaca iklim," kata pria yang akrab dipanggil Gus Yani itu kepada BANGSAONLINE.com di Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, Rabu (10/5/2023).

Baca Juga: Bersama para Petani Milenial, Khofifah Panen Bunga Sedap Malam di Pasuruan

Adapun perwujudannya yaitu, sebuah rumah Tanam atap ditutup plastik UV (ultraviolet), dinding pakai screen. Selain adaptif terhadap cuaca, hal tersebut juga memberi perlindungan terhadap OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) atau hama. 

Menurut dia, inovasi dan pengembangan teknologi pertanian itu membuat tanaman hidup dengan kecukupan pangan yang cukup dan lingkungan steril. Seperti di Lamongan, Green House Ahmad Yani Farm.

Ia pun memberi contoh dengan menanam melon di green house yang melibatkan sejumlah plasma petani di Desa Sendangharjo, Kecamatan Brondong, Lamongan. Selain Wisata Akar Langit Trinil yang berada di Dusun Wide, Desa Sendangharjo, juga terkenal sebagai penghasil melon berkualitas, seperti Emerald Gold yang warnanya kuning cerah nan menggoda.

Baca Juga: Pemilik Kafe di Ruko Gempol 9 Keluhkan Pungutan Rp80 Ribu per Hari, Minta Pertanggungjawaban

"Dengan pertanian modern ala green house ini tanaman melon atau tanaman yang lain bisa tahan terhadap perubahan cuaca, baik di musim hujan maupun di musim panas yang ekstrem. Inovasi dan penggunaan teknologi pertanian semacam ini sangat penting agar kita bisa menghadapi dan perubahan iklim lain," paparnya.

Kemudian, kata Gus Yani, fenomena jelas akan sangat berpengaruh pada ketersediaan pangan di tanah air. Karena itu Pemerintah perlu melakukan antisipasi dini terhadap ketersediaan air dengan mengoptimalkan pemanfaatan waduk, embung, atau danau yang sudah dibangun sebelum masa aktif puncak yang diperkirakan terjadi pada Agustus 2023 mendatang.

Lalu, lanjutnya, politik anggaran pemerintah diharapkan lebih berpihak lagi pada sektor pertanian. Paling tidak persentase anggaran pertanian di APBN sama dengan anggaran pendidikan yang mencapai 20%. Sebab sektor pertanian yang menopang kedaulatan pangan sangat vital yang tidak kalah pentingnya dengan sektor pendidikan.

Baca Juga: Khofifah Didoakan Dua Putra Pendiri NU dan Pengasuh PP Sidogiri Jadi Gubernur Dua Periode

"Tentu kita tahu mulai anak-anak SD, SMP, SMA, S1 hingga S3 tetap butuh makan. Bahkan makanan bergizi harus mereka konsumsi agar pendidikannya bisa berhasil dengan baik. Karena itu, keberpihakan Pemerintah pada sektor pertanian pangan mutlak harus lebih besar dengan politik anggaran yang jelas untuk pengembangan pertanian pangan di Indonesia. Setidaknya anggaran pertanian sama dengan anggaran untuk pendidikan," katanya.

Keempat, berkaitan dengan penambahan anggaran pertanian, harus disiapkan pula pejabat pengelola anggaran yang amanah dan profesional. Sebab anggaran pertanian yang besar akan sia-sia bila dipegang pejabat yang bermental korup.

"Semoga Ramadhan yang sudah berlalu kemarin memberi pelajaran bagi para pejabat dan kita semua agar semakin amanah, istiqomah bekerja untuk kepentingan rakyat. atau kondisi alam apa pun pasti segera bisa diatasi kalau pejabatnya profesional bekerja untuk kepentingan rakyat, bukan untuk kepentingan diri sendiri. Anggaran pertanian yang besar juga akan percuma saja bila pada akhirnya dikorupsi," katanya. (afa/mar)

Baca Juga: Kontroversi Karnaval Budaya Barikade Gusdur Vs FUIB Pasuruan Buahkan Kesepakatan dari Mediasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Penuhi Air Bersih Warga, Pemdes Krandegan Sukseskan Program SPAM dari PUPR':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO