BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Dua peniliti serta akademisi senior dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Abdul Aziz Jakfar, dari Fakultas Pertanian; dan Hery Purwanto, dari Fakultas Ekonomi, mengusulkan agar Bangkalan mengembangkan kawasan ekonomi khusus (KEK) industri halal di Kamal.
"Kabupaten Bangkalan perlu melakukan trobosan atau inovasi pengembangan kawasan KEK, dalam rangka mengoptimalkan program industrialisasi di Kabupaten Bangkalan," ujarnya kepada BANGSAONLINE.com, Kamis (3/8/2023).
BACA JUGA:
- Guru di Bangkalan Ikuti Seminar Literasi dan Edukasi Transaksi Keuangan Digital
- Gandeng Pemkab Bangkalan dan UTM, KPwBI Jatim Gelar Madura Digicreative Fest 2024
- Tulang Belulang Hangus di Padang Rumput, Hasil Autopsi Jasad Perempuan Muda
- Kronologi Seorang Wanita Jadi Korban Jambret di Dekat Poslantas Patapan Akses Suramadu Bangkalan
Menurut Aziz, hasil penelitiannya meminta pemerintah daerah setempat beserta tim percepatan pembangunan daerah agar segera membentuk kelompok, dan menyusun rencana proposal pembentukan KEK Industri Halal.
Dari hasil obsevasinya, Bangkalan sebagai etalase Madura dan penyangga kota dengan Jawa Timur bahkan sebagai pintu gerbang ekonomi wilayah Indonesia Timur, pembangun industri mutlak di perlukan di kabupaten Bangkalan, hal ini sesuai Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJMD).
"Bangkalan sebagai kabupaten industri, perdagagan dan jasa yang tangguh menuju terciptanya masyarakat madani, akan tetapi kondisi capaian program industrialisasi di Bangkalan belum optimal, hal ini dapat di lihat dari penerimaan produk domestik ragional bruto (PDRB) di bawah target," urai Aziz.
Hingga kini, kawasan industri yang terintegrasi di Bangkalan belum ada, pemusatan kegiatan industri yang di lengkapi sarana prasana penunjang kemudahan aksesibilitas transportasi tidak ada, hingga berdampak terhadap investor kurang berminat melakukan investasi di bumi dzikir dan sholawat.
Akibat rendahnya pertumbuhan ekonomi dan investasi, berdampak terhadap lambatnya pertumbuhan industri pengelolahan, sehingga banyak produk yang berasal dari Bangkalan yang tidak memiliki daya saing baik di ragional atau nasional.