Apalagi, lanjut gubernur, hal ini selaras dengan apa yang kita ikhtiarkan khususnya semangat pak Bupati dan seluruh masyarakat Ponorogo agar Reog diterima UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dan tercatat sebagai warisan budaya dunia. Bahwa kesenian Reog Ponorogo terlahir di Bumi Ponorogo.
"Maka kalau dipentaskan dimanapun, mau di Aceh, Sumatera, Sulawesi, tetap namanya Reog Ponorogo. Termasuk ketika ditampilkan di luar negeri seperti Malaysia, Hongkong dan Taiwan, namanya tetap Reog Ponorogo. Ini luar biasa sekali," katanya.
Hal ini, lanjutnya, agar semua merasa memiliki reog sekaligus menjadikan kekuatan budaya dari Ponorogo. Sebagai bagian membangun karakter bagi masyarakat yang kuat harkat dan martabatnya.
"Kita berharap kehadiran Reog Ponorogo dapat membangun karakter keberanian untuk menjaga NKRI. Mudah-mudahan proses ini bisa memberikan hikmah pada kita bahwa ada budaya yang dibanggakan seluruh masyarakat," pungkasnya.
Dalam kesempatan itu, turut dilakukan prosesi penyerahan pusaka dari Gubernur Khofifah kepada Prabu Klono Sewandono sebagai tanda Kirab Budaya diberangkatkan.
Setelah itu, Khofifah didampingi Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, menaiki kereta kuda kencana dengan rute Monumen Bantarangin-Jalan Sabuk Janur-Jalan Sayang Ayu-Jalan Raya Ponorogo Mgumpul-Gerdon-Jalan Ahmad Yani-Jalan Jend Sudirman-Kerun Ayu.
Sepanjang perjalanan, Khofifah dan Bupati Ponorogo membagi-bagikan bendera Merah Putih serta jajan kepada masyarakat yang sudah menunggu kedatangan Kirab budaya Grebeg Suro.
Sebelumnya, Ponorogo menyusun berbagai agenda kegiatan untuk mewarnai kemeriahan Perayaan Grebeg Suro pada 10-14 Agustus 2023, di antaranya lomba sebelum acara Pembukaan "Grebeg Suro", Malam Pembukaan "Grebeg Suro" Festival Reog Nasional, Pusat Keramaian di Alun-Alun Ponorogo, Kirap Pusaka, Malam Penutupan "Grebeg Suro" dan Larung Risallah". (dev/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News