GRESIK, BANGSAONLINE.com - Kekeringan yang melanda Gresik kian meluas. Akibatnya, sejumlah daerah mengalami krisis air bersih, seperti di Kecamatan Duduksampeyan.
"Musim kemarau ini di Kecamatan Duduksampeyan sudah ada 9 desa mengalami kekeringan dan krisis air bersih," kata Camat Duduksampeyan, Merista Dedy Hartadi, kepada BANGSAONLINE.com, Rabu (30/8/2023).
BACA JUGA:
- Beras dari Dana CSR Bau dan Tak Layak, Warga Desa Roomo Gresik Demo Kades
- Sidang Kasus Korupsi Hibah UMKM Gresik: Jaksa Tuntut Farda 1,5 Tahun dan Ryan 1 Tahun Penjara
- Lepas Ekspor 36,28 Ton Copper Foil PT Hailiang ke China, ini Harapan Bupati Gresik
- Karnaval 4 Dusun di Desa Kandangan Gresik Geliatkan Ekonomi UMKM
Ia menyebut, beberapa wilayah yang mengalami kekeringan dan krisis air bersih adalah, Desa Kemudi, Kramat, Kawistowindu, Petisbenem, Wadak Kidul, Wadak Lor, Palebon, Bendungan, dan Setrohadi.
"Kesembilan desa itu mengalami krisis air setelah semur dan telaga yang selama ini jadi tempat penampungan dan penyediaan air bersih airnya sat (mengering)," ujarnya.
Dedy mengatakan bahwa warga desa yang mengalami krisis air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan harus membeli air tangkian. Sehingga, warga terpaksa harus mengeluarkan uang ekstra untuk memenuhi kebutuhan air.
"Tentunya hal ini menambah beban warga kami," tuturnya.
Namun, lanjut Dedy, kesulitan air bersih warganya sudah dibantu oleh Pemkab Gresik melalui BPBD yang intens droping bantuan air bersih kepada warga. Selain itu, bantuan air bersih juga datang dari perusahaan.
"Alhamdulillah, kesembilan desa sudah dapat bantuan air bersih dari BPBD dan PT Petro Karya Niaga," ungkapnya
Ia menambahkan, rata-rata bantuan air ke desa 3 truk tangki. Seperti hari ini di Desa Bendungan.
"Kemarin juga di Desa Wadak Kidul," katanya.
Menurut dia, beberapa desa yang mengalami kekeringan rata-rata berada di sisi utara jalan nasional. (hud/mar)