Kepala SMAN 1 Taruna Madani Sebut Demo Guru dan Siswa Faktor Diskriminasi, Alumni: Bohong Besar

Kepala SMAN 1 Taruna Madani Sebut Demo Guru dan Siswa Faktor Diskriminasi, Alumni: Bohong Besar Aksi demo guru dan siswa SMAN 1 Taruna Madani, Bangil, beberapa waktu lalu. Foto: SUPARDI/ BANGSAONLINE

PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Pernyataan Kepala Imron Rosadi terkait faktor diskriminasi sebagai penyebab demo yang dilakukan siswa reguler dan para guru, mendapat tanggapan dari alumni . Sekadar diketahui, dulunya adalah .

Choiril Muchlis, koordinator alumni , menyatakan dalih Imron Rosadi bahwa demo tersebut disebabkan adanya diskiriminasi antara siswa reguler dan siswa baru adalah bohong besar.

"Pernyataan di sini bahwa kejadian kemarin (pasca demo) itu dipicu karena siswa merasa diperlakukan diskriminasi, ini adalah bohong besar, penggiringan opini yang pada akhirnya mendiskreditkan siswa reguler," cetus Muchlis.

Ia menegaskan pernyataan Imron tersebut bertolak belakang dengan pernyataan Kacabdin Wilayah Pasuruan. 

"Yakni, tidak ada diskriminasi dan siswa siswi Taruna Madani selalu koordinasi dengan kakak kelas reguler. Hal inilah yang sangat menarik," ungkapnya.

Muchlis menyatakan dalam demo tersebut tidak ada protes satu pun dari siswa terkait diskriminasi antara siswa reguler dengan siswa taruna madani.

"Tidak ada satu pun poster yang menuntut terkait perlakuan diskriminatif, misal 'jangan anak tirikan aku', 'Jangan beda-bedakan kami', dan sebagainya," ujarnya.

"Kedua, ada rekaman saat demo di halaman belakang siswa taruna sebagian besar ikut yel-yel juga. Artinya, mereka turut mendukung demo tersebut," katanya.

Menurut Muchlis, salah satu isu yang diangkat dalam demo itu adalah masalah katering. Di mana, masalah katering itu tidak ada kaitan atau kepentingan dari siswa reguler, justru aspirasi dari siswa taruna madani.

"Keempat, Hastini Ratna Dewi selaku kacabdin sudah saya konfirmasi tentang isu tersebut via WA chating, dijawab, sudah klarifikasi ke siswa reguler dan taruna, dengan tegas beliau menyatakan bahwa isu diskriminasi itu tidak benar," bebernya.

Sementara Kacabdin Pendidikan Wilayah Pasuruan Hastini Ratna Dewi tak banyak memberikan penjelasan saat dikonfirmasi terkait demo tersebut. 

"Terima kasih infonya," jawabnya singkat melalui aplikasi WhatsApp.

Agus Kriswanto, Kabid Sarpras Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jatim, menyatakan pihaknya masih melakukan investigasi pasca demo tersebut.

"Kita masih nunggu keputusan Pak Kadis sesuai hasil investigasi kemarin," ujarnya. 

Sementara Kepala Imron Rosadi belum menjawab pesan yang dikirim wartawan terkait hal tersebut. (par/git)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO