"Saat itu kepala Dinsos Pemkab Majalengka Pak Iwan Dirwan minta izin kepada Kiai Asep sebagai pihak keluarga, untuk mengusulkan Kiai Abdul Chalim sebagai pahlawan nasional," tutur Mas'ud Adnan yang saat itu mendampingi Kiai Asep dalam acara pengajian di Cirebon.
"Usulan itu disampaikan saat Kiai Asep di Leuwimunding (Amanatul Ummah 02)," kata Mas'ud Adnan lagi sembari mengatakan bahwa sebelumnya Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga mengusulkan Kiai Abdul Chalim sebagai pahlawan. "Mungkin karena beliau mantan Menteri Sosial sehingga sangat paham tentang sosok ulama atau tokoh yang layak jadi pahlawan nasional," kata Mas'ud Adnan.
Usulan itu kemudian ditindaklanjuti oleh tim yang dibentuk Kiai Asep dengan melibatkan berbagai profesi, terutama akademisi seperti Prof Halim dan para pengajar Amanatul Ummah serta pihak Universitas KH Abdul Chalim dan yang lain.
Mas’ud Adnan mengaku bersyukur karena jasa dan perjuangan Kiai Abdul Chalim dihargai oleh negara. Ia juga akan berangkat ke Jakarta untuk memenuhi undangan Prof Kiai Asep. “Insyallah nanti sore saya berangkat. Pesawat pukul 17,35 WIB,” tutur Mas’ud Adnan.
Menurut dia, dengan diangkat sebagai pahlawan nasional bukan hanya pengesahan sebagai pejuang nasional, terutama NU, tapi juga akan mengalir doa-doa dari umat Islam dan bangsa Indonesia kepada Kiai Abdul Chalim sebagai syuhada' dan pejuang Islam, NU dan kemerdekaan RI.
Apa yang terkesan dengan Kiai Abdul Chalim? “Banyak sekali kehebatan kiai NU ini. Terutama kesederhanaan dan integritas moral serta kesantunannya yang luar biasa,” kata penulis sejumlah buku NU dan Gus Dur itu. Dan itu semua, tegas Mas’ud Adnan, menurun pada putranya, Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim.
Menurut Mas’ud Adnan, ada ucapan sakti Kiai Abdul Chalim yang terus mengiyang dalam benaknya. Saat itu, tutur Mas’ud Adnan, para kiai pendiri NU rapat di Jawa Barat. Termasuk Kiai Abdul Chalim. Saat itulah, KH Abdul Wahab Hasbullah menyatakan kepada para kiai NU yang hadir dalam rapat itu.
“Dari semua kiai pendiri NU yang hadir tinggal satu yang belum punya pondok pesantren, yaitu Kiai Abdul Chalim,” kata Kiai Wahab Hasbullah. Tak diduga, Kiai Abdul Chalim spontan menjawab.
“Nanti anak saya akan punya pondok pesantren besar,” ujar Kiai Abdul Chalim.
Para ulama pendiri NU yang hadir dalam rapat itu juga spontan dan serempak mengamini apa yang diucapkan Kiai Abdul Chalim.
Ternyata ucapan Kiai Abdul Chalim benar-benar sakti. Kini putra Kiai Abdul Chalim, yaitu Prof Dr Kiai Asep punya pondok pesantren besar bernama Amanatul Ummah. Prof Kiai Asep bahkan punya dua pesantren yaitu di Siwalankertu Utara Surabaya dan di Pacet Mojokerto Jawa Timur. Kiai Asep memiliki sekitar 16 ribu santri.
“Cerita itu saya dapatkan dari Prof Dr Kiai Asep saat beberapa kali wawancara dan menulis tentang beliau,” tutur Mas’ud Adnan.
Prof Kiai Asep bahkan tidak hanya sukses memiliki pesantren besar tapi juga menjadi ulama besar yang kaya raya sekaligus dermawan. “Itu sudah saya tulis dalam buku berjudul Kiai Miliarder Tapi Dermawan,” tutur Mas’ud Adnan.
Seperti diberitakan, KH Abdul Chalim ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Selain Kiai Abdul Chalim ada sejumlah tokoh yang juga akan diumumkan sebagai pahlawan nasional pada Jumat 10 Nopember 2023.
Mereka adalah Ida Dewa Agung Jambe (Bali), Bataha Santiago (Sulawesi Utara), M. Tabrani (Jawa Timur), Ratu Kaliamat (Jawa Tengah), KH Abdul Chalim (Jawa Barat), dan KH Ahmad Hanafiah (Lampung).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News