GRESIK, BANGSAONLINE.com – Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, minta petani mempercepat penanaman usai panen raya padi dalam rangka menjaga stok pangan nasional. Hal itu disampaikan Mentan dalam rangka program bertajuk 'Percepatan Tanam' di Desa Ngadipuro dan Desa Ngadirejo, Kecamatan Widang, Tuban.
"Pangan itu identik dengan ketahanan negara. Saat ini, kita turun ke lumbung-lumbung pangan di sepuluh provinsi, kami cek langsung, apakah sudah bisa tanam, karena hujan sudah mulai turun. Alhamdulillah sudah mulai tanam," ujarnya.
BACA JUGA:
- Hari Pustakawan Nasional, Khofifah Ajak Masyarakat Tingkatkan Minat Baca dan Literasi
- Kecelakaan Maut di Tol Kebomas, Rombongan Pengantin Ditabrak Truk Trailer, Elf tak Berbentuk
- Pria di Gresik Nekat Akhiri Hidup dengan Gantung Diri Sambil Disiarkan di Facebook
- Gebyar Prestasi Al-Quran Yayasan Khadijah Kembali Digelar, Prof Ridwan: Baca Al-Quran Cerdaskan Otak
Ia menyampaikan, Indonesia pernah swasembada beras sempurna pada tahun 2017, 2019 dan 2020. Kemudian di era Presiden Soeharto tahun 1984, Indonesia juga pernah mendapatkan penghargaan dari Food and Agriculture Organisation (FAO), karena swasembada beras.
"Namun, di era Presiden Soeharto, swasembada kala itu kita masih mengimpor 10 persen dari kebutuhan. Padahal saat itu penduduk Indonesia baru 100 juta jiwa lebih. Tetapi, di zaman Presiden Jokowi (Joko Widodo), jumlah penduduk sudah 2 kali lipat, kita bisa swasembada sempurna, atau nol impor. Jawa Timur penyuplai nomor satu Indonesia," paparnya.
Sementara itu, Gubernur Khofifah menjelaskan, kebutuhan beras dari 16 provinsi di Indonesia 80 persen disuplai dari Jawa Timur. Dan terhitung per September 2022-September 2023, Jawa Timur surplus beras sebesar 9,23 persen.
"Prediksi BPS (Badan Pusat Statistik) hingga akhir tahun ini Jawa Timur tetap tertinggi di antara seluruh provinsi, artinya mulai tahun 2020 hingga 2023 produksi padi di Jawa Timur tertinggi di Indonesia. Ini merupakan hasil sinergitas dari seluruh tim," ucapnya.
Klik Berita Selanjutnya