MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Tren angka kecelakaan kerja di Jatim sejak 3 tahun lalu terus melonjak. Skor itu berbanding terbalik dengan jumlah pekerja meninggal dunia atau fatallity yang berbalik turun.
Berbicara saat apel menyongsong bulan K3 nasional dan penyerahan penghargaan kecelakaan nihil, SMK3 dan P2HIV-AIDS tahun 2024 di pabrik PT Ajinomoto Indonesia, Kabupaten Mojokerto, Kamis (11/1/2024), Gubernur Khofifah merinci kenaikan angka kecelakaan kerja.
BACA JUGA:
- TPA Karangdiyeng Overload, Bupati Mojokerto Ajak Warga Bijak Kelola Sampah
- Hari Pustakawan Nasional, Khofifah Ajak Masyarakat Tingkatkan Minat Baca dan Literasi
- Gebyar Prestasi Al-Quran Yayasan Khadijah Kembali Digelar, Prof Ridwan: Baca Al-Quran Cerdaskan Otak
- Belasan KPM-PKH Terima Bantuan Dandang hingga Oven dari Bupati Mojokerto
"Berdasarkan laporan tahunan BP Jamsostek Kanwil 3 Jatim, data jumlah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja diketahui meningkat. Tahun 2021 angka kecelakaan kerja 40.332 kasus, tahun 2022 naik 47.524 kasus, 2023 menjadi 58.709 kasus," paparnya.
Khofifah menyatakan, jumlah kasus pada 2023 terdiri dari kecelakaan di dalam tempat kerja sebanyak 56.9 persen, di luar tempat kerja 12.20 persen, dan kecelakaan kerja lalin 30.90 persen. Namun, angka kecelakaan kerja tersebut berbanding terbalik dengan angka kematian kerja.
"Tren pekerja yang meninggal dunia dan fatality menurun. Yakni sebanyak 755 fatality pada tahun 2021 turun menjadi 516 fatality pada 2022 dan turun 460 pada tahun 2023. Berdasarkan data tersebut pelaksanaan K3 makin jadi perhatian dan prioritas bagi dunia kerja di Jatim," ucapnya.
Oleh karena itu, gubernur mengajak pengurus perusahaan untuk menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja secara konsisten. Dengan demikian, budaya K3 melekat pada individu sebagai kontribusi dalam menjaga aset perusahaan dan mendukung usaha serta menjaga kekuatan dan kesejahteraan usaha sendiri.
Dalam kesempatan ini, Khofifah juga menyampaikan peningkatan coverage BPJS Ketenagakerjaan.