Nah, untuk alam ini terbagi dua. Yaitu makhluk hidup atau bernyawa seperti hewan dan makhuk tak bernyawa yaitu tumbuh-tumbuhan dan lainnya.
Jadi dalam berhubungan dengan semua itu, tegas Kiai Imam Ghazali Said, kita harus mengedepankan etika, termasuk berhubungan dengan makhluk tak bernyawa sekalipun. Karena itu tidak boleh mengeksploitasi alam sembarangan atau sewenang-wenang. Apalagi sampai menggusur makhluk hidup.
“Itu tidak berakhlak. Itu di hadapan Tuhan ditolak,” tegasnya sembari menyebut kasus food estate yang disebut-sebut merugikan petani.
Jadi akhlak itu lebih tinggi dan lebih luas ketimbang etika.
Kiai Imam Ghazali Said mengingatkan bahwa bangsa yang tak berakhlak akan hancur. Ia menyebut contoh kasus Mesir yang pernah ambruk gara-gara krisis akhlak. Padahal Mesir sempat menciptakan bangunan piramida yang hingga kini ramai dikunjungi para wisatawan dari berbagi manca negara.
Lalu bagaimana dengan Indonesia? Bagaimana dengan budaya tawadlu pesantren? Apa bedanya etika dan akhlak? Silakan simak Podcat BANGSAONLINE do channel youtube. Prof Dr KH Imam Ghazali Said, MA membahas dengan lugas dan tuntas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News