“Kita juga ingin agar PMII bersama elemen lain turut ambil peran dalam percepatan menyambut Indonesia Emas. Ini penting untuk mewujudkan cita-cita bangsa dengan anak muda di garda terdepan,” tegasnya.
Di sisi lain, Khofifah yang merupakan Ketua Cabang PMII perempuan pertama di Indonesia ini mengakui bahwa PMII adalah wadah tempat dirinya menggodok kemampuan leadership. Terutama saat ia menjabat sebagai Ketia Cabang PMII Surabaya di tahun 1989, begitu banyak dinamika yang dihadapi.
“Saat itu saya adalah trial pertama ketua cabang perempuan pertama. Yang akhirnya menjadi penyemangat dan pioneer bagi yang lain sehingga mereka yang lain punya punya referensi bahwa perempuan juga bisa menjadi pemimpin di PMII,” tegasnya.
Pasalnya Khofifah berhasil menjadi ketua cabang PMII perempuan pertama padahal ia berasal dari kampus Unair yang saat itu bukan dari komisariat dominan. Saat itu, komisariat yang dominan adalah dari kampus IAIN Sunan Ampel atau yang sekarang dengan UIN Sunan Ampel.
Namun Khofifah berhasil membuktikan kepiawaiannya dalam menggawangi organisasi besar sekelas PMII Surabaya. Bahkan saat itu masa kepimpinannya ditambah satu tahun karena dianggap berhasil dan dipercayai untuk menghandle kegiatan kongres PMII di Surabaya.
“Pada akhirnya kita semua berharap PMII bersama ekstra kampus lainnya ke depan akan mampu menghasilkan seorang pemimpin yang akan membawa kebaikan ke depan. Baik di kancah regional, nasional maupun global,” pungkas Khofifah.
Di sisi lain, Ketua PMII Jawa Timur Baijuri yang hadir dalam potong tumpeng kali ini menegaskan bahwa pihaknya siap untuk melaksanakan apa yang menjadi pesan dari Khofifah yang tak lain adakah tokoh panutan mereka.
“Semangat kami adalah bagaimana nanti kader PMII bisa mengisi tampuk-tampuk kepemimpinan nasional agar bisa membawa manfaat besar bagi masyarakat. Yang mana untuk mencapai tujuan itu yang kita lakukan saat ini adalag memupuk kualitas SDM kita melakui peningkatkan ilmu pengetahuan dan skill kita,” tegasnya.
Terutama adalah skill dalam kepemimpinan atau leadership dan juga skill dalam problem solving. Selain itu juga mental dan kematangan pola pikir dari kader-kader PMII.
“Kami optimis ada banyak sektor yang bisa kita tangani . Bahkan tidak hanya di ruang politik, tapi juga di lingkup profesional maupun entrepreneurship,” ucapnya. (dev/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News