Sementara itu, Mandung menyebut kegiatan yang dilaksanakan pada hari ini bertujuan untuk menyamakan persepsi agar tidak ada kesalahan selama 60 menit waktu penilaian yang telah ditentukan.
Saat rakor, ia menjelaskan ada 8 kegiatan atau 8 aksi konvergensi yang menjadi fokus penilaian TPPS. Adapun kedelapan aksi konvergensi tersebut meliputi analisis situasi, rencana kegiatan, rembuk stunting, peraturan Walikota tentang peran kelurahan, pembinaan KPM, sistem manajemen data, pengukuran publikasi stunting dan reviu kinerja tahunan.
"Terkait delapan aksi konvergensi tersebut data-datanya sudah kita kirimkan ke provinsi," ungkapnya.
Mandung mengatakan, penilaian terhadap TPPS tahun 2022 Kota Kediri memperoleh peringatan ke 2 se-Jawa Timur pada 2023. Di tahun ini, Kota Kediri diharapkan bisa mempertahankan prestasi itu atau bahkan meningkatkannya.
"Tentu harapan kita Kota Kediri bisa menjadi yang terbaik se Jawa Timur. Semoga saja harapan tersebut bisa terwujud dengan upaya-upaya yang sudah Pemkot Kediri lakukan," katanya.
Dijelaskan pula, jumlah kasus stunting di Kota Kediri terus mengalami penurunan. Pada awal tahun 2022 jumlah balita stunting di Kota Kediri tercatat 914 anak, kemudian turun menjadi 771 balita stunting di akhir tahun 2023 dan telah terus menurun hingga 740 balita stunting di akhir bulan Maret 2024.
"Terjadi penurunan 31 balita stunting dari Desember 2023 hingga Maret 2024. Semoga jumlah balita stunting ini bisa terus menurun dan Kota Kediri bisa mendapatkan penilaian TPPS yang lebih baik lagi," pungkasnya. (uji/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News