Ia mengalami kerugian yang cukup besar saat menggunakan asuransi tersebut.
Dengan adanya Program JKN, Sulikah merasa sangat terbantu dan manfaatnya dapat dirasakan dengan jelas.
“Dulu saya sempat pakai asuransi kesehatan swasta dan JKN, tetapi akhirnya yang asuransi kesehatan swasta saya lepas dan hanya menggunakan JKN. Saya mengikuti asuransi tersebut selama 10 tahun, iurannya sebesar Rp 800 ribu per bulan. Sekarang ikut program JKN cocok, biayanya murah hanya Rp 35 ribu per bulan. Pelayanan bagus, opname tidak bayar, obat-obatan yang diberikan juga banyak,” kata Sulikah.
Sulikah juga pernah mengalami membayar biaya pelayanan kesehatan dengan biaya pribadi.
Besarnya biaya yang harus ditanggung dirasakan cukup besar. Dirinya pernah menghabiskan biaya sebesar Rp 10 juta untuk lima hari rawat inap.
Setelah menjadi peserta JKN, kini biaya pelayanan kesehatannya ditanggung sepenuhnya oleh JKN.
“Saya pernah dulu rawat inap di salah satu rumah sakit swasta tidak menggunakan JKN, cuma lima hari menghabiskan biaya hingga Rp 10 juta,” ujarnya.
Tidak hanya dirinya yang merasakan manfaat dari Program JKN, Sulikah juga membagikan kisah sang adik yang terbantu oleh Program JKN.
Sulikah mengungkapkan, bahwa sang adik yang berdomisili di Surabaya terkena penyakit tumor paru-paru dan menghabiskan biaya kurang lebih sebesar Rp 30 juta apabila tidak menggunakan JKN.
“Adik saya itu didiagnosa tumor paru-paru, untuk sekali berobat biaya yang harus dikeluarkan mencapai kurang lebih sebesar Rp 30 juta. Tidak sampai disitu ia harus menjalani control rutin yang biayanya diperkirakan mencapai Rp 12 juta,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Sulikah selalu menyampaikan ke lingkungan sekitarnya bahwa Program JKN memberikan pelayanan yang baik.
“Saya bilang ke orang-orang kalau sekarang ke rumah sakit itu enak. Pelayanannya sangat baik. Dokternya juga sangat peduli terhadap kondisi pasien,” pungkasnya.(uji/bpjs kesehatan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News