Di hari yang sama, pada waktu sore, korban kemudian dirujuk ke RS Soewandhie oleh pihak RS BDH.
Ashari, kerabat korban, mengatakan kondisi Alvian masih tidak sadarkan diri saat dirujuk ke RS Soewandhie.
"BDH tidak mampu menangani operasi bedah syaraf, sehingga dirujuk ke RS Soewandhie. Di sana dilakukan operasi bedah syaraf," tambahnya.
Seiring berjalannya waktu, korban masih belum sadarkan diri hingga kemudian menghembuskan napas terakhir pada Kamis (15/8/2024) subuh, di RS Soewandhie.
"Pukul 04.58 WIB pagi hari, pasien dinyatakan meninggal dunia di RS Soewandhie. Dirawat di Soewandhie tiga harian," terangnya.
Ia tak mengetahui pasti apakah setelah jatuh itu kedua korban sempat dikeroyok atau tidak. Sementara itu, barang bawaan Alvian berupa dompet dan ponsel masih ada.
"Barang-barangnya Alvian gak ada yang hilang. Hp, dompet, selamat semua. Yang diambil itu hp-nya David, ngakunya begitu," sebut Ashari.
"David mengalami patah tulang tangan kiri. Saya sendiri gak tau motifnya apa. Kita pasrah kepada polisi, nanti biar penyidik yang menindaklanjuti," harapnya.
Atas kejadian yang menimpa keponakannya, Ashari sudah membuat laporan ke Polsek Lakarsantri. Laporan itu tertuang dalam nomor L-PB/31/VIII/2024/SPKT/POLSEK LAKARSANTRI/POLRESTABES SURABAYA/POLDA JAWA TIMUR tertanggal 11 Agustus 2024.
"Kemarin anggota Polsek Lakarsantri ada yang ke sini takziah. Saya sudah ke sana (Polsek Lakarsantri) 3 kali, cuma katanya dalam proses penyelidikan," paparnya.
Sementara Kanitreskrim Polsek Lakarsantri, Ipda Junta, saat dikonfirmasi mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait laporan korban.
"Monitor. Kami sedang berupaya, mohon doanya. Kami kemarin juga takziah ke sana sama anggota saya," pungkasnya. (rus/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News