UPDATE BERITA: Dinilai tak Beres, Warga Magersari Sidoarjo Luruk Yayasan Maslahatul Ummah

UPDATE BERITA: Dinilai tak Beres, Warga Magersari Sidoarjo Luruk Yayasan Maslahatul Ummah Warga Jalan Gajah Kelurahan Magersari ketika ngluruk ke kantor YMU. foto: catur andy/BANGSAONLINE)

Berita ini telah mengalami perubahan dan penambahan pada hari Minggu, 10 September 2017, setelah klarifikasi dari pihak Yayasan Maslhahatul Ummah.

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Ratusan warga Kelurahan Magersari Kecamatan Sidoarjo ngluruk ke kantor Yayasan Maslhaatul Ummah (YMU) yang terletak di Jalan Gajah RT 17 RW 06 Kelurahan Magersari Kecamatan Sidoarjo, Minggu (06/09). Mereka protes dengan aktivitas yayasan karena merasa terganggu dengan kegiatan mengaji tetapi menggunakan pengeras suara atau speaker dengan suara sangat keras seharian.

Baca Juga: Pimpinan Pondok Pesantren Al Mahdiy Jadi Tersangka Pencabulan, Warga Batal Demo

Selain itu, warga juga menilai ada yang kurang benar dalam mengajarkan agama Islam karena shalat fardu hanya dilakukan dengan cara duduk. Padahal, semua santri dalam kondisi sehat dan bisa melakukan sholat dengan gerakan orang sehat.

"Kami sudah pernah memperingatkan supaya menurunkan volume pengeras suara, tapi tidak di gubris," ujar Ketua RT 17 RW 06, Tofa kepada BANGSAONLINE.com, Minggu (9/6).

Warga juga mensinyalir kegiatan yang dilakukan oleh YMU tak beres karena hanya mengasuh 15 santri tetapi laporan yang diberikan pada donatur, YMU mengasuh sekitar 70 anak atau santri. Ironisnya, warga juga menuding 15 anak tersebut tidak ada yang disekolahkan melalui pendidikan formal sama sekali. Bahkan, warga semakin emosi setelah mengetahui Pendiri YMU, H M Qodar S.Ag menikah lagi dengan istri keduanya.

Baca Juga: BEM Umsida Sidoarjo Deklarasi Tolak Kampanye Hitam

"Tidak ada warga yang mengetahui kalau pendiri YMU menikah lagi dengan istri kedua. Juga tidak dilaporkan ke kami. Makanya, warga semakin emosi," imbuhnya.

Aksi warga ini akhirnya mendapat respon dari YMU dengan melakukan dialog secara kekeluargaan. Puncaknya, ditandatanganinya perjanjian dengan warga setempat dengan pimpinan YMU HM Qodar S.Ag. Kesepakatan yang tercapai yakni YMU bersedia tidak menggunakan pengeras suara atau toa yang dipasang ada di atas menara musala dengan suara sangat keras.

Berdasarkan klarifikasi yang dilakukan Qodar terhadap Bangsaonline.com. ia membantah kalau yayasannya menggunakan pengeras suara seharian terus menerus.

Baca Juga: Bupati Sidoarjo Maafkan Pendemo Buang Sampah dan Hentikan Proses Hukum

“Tidak benar kalau kita menggunakan pengeras suara luar seharian terus menerus. Saat ini, permintaan warga sudah kita turuti. Yayasan tidak menggunakan speaker luar lagi untuk pengajian. Pengeras suara hanya untuk di dalam pondok saja,” ujar Moh. Qodar dalam klarifikasinya pada bangsaonline.com, Rabu (30/8/2017) lalu.

Moh Qodar juga membantah keras kalau yayasan yang dia kelola mengajarkan agama Islam dengan tidak benar, misalnya salat fardu hanya dilakukan dengan duduk saja.

“Saat itu saya baru saja pulang dari menjalani operasi katarak mata saya. Saya harus mengimami salat para santri. Kata dokter, sementara waktu saya tidak boleh melakukan rukuk dan sujud dulu. Kalau sekarang ya sudah tidak apa-apa,” papar dia.

Baca Juga: Mengaku Khilaf, Dua Pendemo Buang Sampah Minta Maaf ke Bupati dan Warga Sidoarjo

“Ini harusnya ditanyakan baik-baik,” tambah dia.

Demikian juga untuk sekolah anak-anak di YMU yang disebut tidak disekolahkan di sekolah formal. Dijelaskan Moh Qodar, bahwa sekolah anak-anak YMU menginduk di Mojokerto.

"Sekolah formalnya yang keluar nanti ijazahnya dari ijazah Mojokerto. Anak-anak yang sudah lulus semua terima ijazah, ada buktinya," urainya.

Baca Juga: Satpol PP Sidoarjo Ambil Langkah Hukum, Sikapi Aksi Buang Sampah Depan Pendapa

“Soal pernikahan itu adalah hak pribadi saya. Ketika ditanyakan saya bisa menunjukkan surat nikah kami secara resmi,” jelas Moh Qodar.  (cat/sho/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO