JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) gamang untuk menentukan siapa calon yang akan diusung dalam Pilkada DKI 2017. Sempat bersitegang dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang memilih jalur independen, PDIP kembali terlihat mesra dengan Ahok dalam sebuah peluncuran buku Megawati Soekarnoputri di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Namun, PDIP menyatakan kedekatan Ahok dengan Mega itu bukan berarti mereka akan mengusung Ahok.
BACA JUGA:
- Dukung Bumbung Kosong di Pilkada Gresik 2024, Bagus: Saya Ikuti Omongan Bu Mega Malah akan Disanksi
- Anggota Fraksi PDIP DPRD Gresik Dilarang Gadaikan SK untuk Pinjam Uang di Bank
- Konsolidasi Internal Digalakkan, Murdi Optimis Paslon yang Diusung PDIP Menang
- Percaya Doa Ibu, Ganis Rumpoko Warisi Karakter Ayahnya
Dalam acara tersebut, Ahok dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saling menyindir. Hubungan yang dulu harmonis bak seorang ibu dan anak kini menjadi perang dingin.
Megawati mengatakan bahwa dirinya tak mau lagi menjadi korban bully tim sampingan Ahok di media sosial. Politikus PDIP Eva Kusuma menjelaskan apa yang dimaksud oleh Megawati tim sampingan tersebut adalah tim Cyber Ahok. "Ahok kan punya cyber corps," kata Eva.
Megawati, kata Eva, membiarkan saja apa yang telah dilakukan oleh tim sampingan Ahok tersebut. Eva mengakui bahwa PDIP memang sasaran tim sampingan Ahok di pilgub DKI 2017.
"Aku saja dibully, dan PDIP juga sasaran bully kan karena kita jadi samsak (sasaran) strategy marketing beliau. Ketum bilang, biarin aja, kayak nggak tahu Ahok saja," jelas dia.
"Lalu kita diperintahkan untuk fokus ke porto folio PDIP untuk penjaringan," sambungnya.
Selain itu, Eva mengatakan apa yang menjadi strategi Ahok saat ini hanya ingin mendongkrak maju untuk Pilgub DKI 2017. Apalagi Ahok terus menjelek-jelekan PDIP, salah satunya soal mahar politik.
"Kan strategi marketing Pak Ahok jelek-jelekin PDIP. Ahok (mengatakan), kalau lewat PDIP bisa habis Rp 100 miliar untuk mahar. Risma, Azwar Anas, Ganjar Pranowo (katakan), saya tidak bayar mahal ke PDIP. Respons sudah negatif, PDIP sudah dibully," ungkapnya.
Klik Berita Selanjutnya