Refleksi 71 Tahun Kemerdekaan RI di Tebuireng Jombang: Santri Harus Membuat Sejarah

Refleksi 71 Tahun Kemerdekaan RI di Tebuireng Jombang: Santri Harus Membuat Sejarah Pengibaran sang saka merah putih saat Upacara Peringatan HUT Kemerdekaan RI di Komplek Ponpes Tebuireng. foto: dok. BANGSAONLINE

JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Perjuangan kemerdekaan tidak bisa dilepaskan dari peran para ulama, kaum terdidik dan elemen pondok pesantren. Meski kemerdekaan diperjuangkan oleh semua elemen bangsa, gagasan-gagasan utamanya dibentuk dan didorong oleh lapisan masyarakat yang berkesempatan meraih pendidikan pada masa itu. Karena itu, santri sebagai pemilik masa depan harus mampu membuat sejarah.

Hal itu disampaikan Wakil Pengasuh Pesantren KH Abdul Hakim Mahfudz saat menjadi inspektur upacara dalam Peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-71, Rabu (17/8). Upacara yang diikuti seluruh unit pendidikan yang berada di lingkungan Pesantren itu melibatkan sedikitnya 4.000 santri dan 430 guru dan karyawan.

Baca Juga: Terima Dubes Jepang untuk Indonesia, Pj Gubernur Jatim Bahas Pengembangan Kerja Sama

Menurut pria yang akrab dipanggil Gus Kikin ini, kemerdekaan digagas dan diperjuangkan bukan hanya untuk menggulung kolonialisme. Lebih dari itu, kemerdekaan dimaksudkan untuk meraih kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

"Generasi terdahulu telah berhasil secara gemilang menggulung kolonialisme. Kini giliran kita untuk meneruskan kerja sejarah bangsa ini. Peringatan 71 tahun kemerdekaan ini adalah pengingat dan penanda bagi kita semua untuk bekerja semakin keras dalam mengisi kemerdekaan," ungkapnya di hadapan peserta upacara.

Selain kunci penting kemerdekaan, keterdidikan juga menjadi kunci penting untuk meraih kemajuan bangsa. "Dengan keterdidikan, kita bisa meraih kemajuan dan membuat bangsa kita lebih dari sekadar sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang sudah maju," tuturnya.

Baca Juga: Silaturahmi ke Keluarga Pendiri NU, Mundjidah-Sumrambah Minta Restu

Sebagai pesantren yang mempunyai andil besar dalam perjuangan kemerdekaan, Gus Kikin mengajak seluruh santri dan guru di lingkungan Pesantren untuk bekerja keras menyiapkan generasi emas Indonesia pada 2045.

"Bagi para guru, mendidiklah dengan hati dan sepenuh hati, dengan keluhuran budi pekerti dan keteladanan serta keluasan pengetahuan, agar bisa menginspirasi dan menjadi teladan bagi generasi yang akan datang," pesannya.

"Kepada para pelajar, kami berharap kalian akan menjadi generasi penerus yang dapat membawa kejayaan bangsa dan negara Indonesia di masa mendatang. Kalian bisa berkiprah sesuai profesi masing-masing, dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai Pesantren ," tuturnya.

Baca Juga: Syukuri Nikmat Kemerdekaan Bangsa Indonesia, Sehat Tentrem Bagikan Santunan ke Ratusan Tukang Becak

Untuk itu, bapak dua anak itu berpesan agar seluruh santri belajar dan bekerja keras untuk mewujudkan cita-cita. “Kalian adalah pemilik masa depan. Belajarlah dengan keras, tuntas dan sepenuh hati. Jangan menunggu, tapi tempalah kepribadianmu dan kembangkan prestasimu. Jalin persahabatan dengan teman-temanmu, serta hormatilah orang tua dan gurumu. Jadikan mereka suluh hidupmu, ” tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Gus Kikin memberikan apresiasi dan hadiah kepada dua pelajar yang telah mengharumkan nama Indonesia di ajang International Mathematics Contest di Singapura (IMC Singapore). Ajang bergengsi yang digelar pada 29 Juli-1 Agustus lalu itu diikuti 11 negara, antara lain Indonesia, Tiongkok, Malaysia, Hong Kong, Taiwan, Filipina, Korea, Thailand, Iran, Singapura dan Vietnam.

Baca Juga: Persiapan Konferwil NU Jatim Capai 100 Persen, Pembukaan Siap Digelar Malam ini

Himmayatussorofil Maulida, siswi SMA Trensains yang meraih medali emas dalam ajang bergengsi tersebut, mendapatkan piagam penghargaan dan hadiah sebesar Rp 5 juta. Sedangkan Sinergy Muharram, siswa Madrasah Aliyah Salafiyah Syafi’iyah yang meraih medali merit mendapatkan piagam penghargaan dan hadiah sebesar Rp. 2 juta. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO