Berinovasi Motif Alam, Produk Kampung Pot Balongbendo Rambah Pasar Luar Pulau

Berinovasi Motif Alam, Produk Kampung Pot Balongbendo Rambah Pasar Luar Pulau Pekerja sedang melakukan penghalusan pot. foto: faratiti dewi/ BANGSAONLINE

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com – Kampung Pot yang terletak di Balongbendo mampu bertahan, bahkan pasarnya telah merambah ke Kalimatan, karena menciptakan inovasi motif-motif baru berupa kembang dan alam.

“Kami selalu menciptakan motif sendiri lalu dikembangkan. Pembeli menyukai dan menerima motif buatan kami. Seperti motif alam, yaitu bebatuan, pohon dan lain-lain. Pot kami dipasarkan di Sidoarjo, Surabaya, Pandaan, dan hingga Kalimantan Timur,” ungkap Eri Kurniawan, yang disapa Wawan (37), di lokasi produksinya, Jumat (23/09/2016).

Baca Juga: Terpilih Aklamasi, Zakaria Dimas Nahkoda Baru Hipmi Sidoarjo

Kampung Pot ini baru diresmikan, pada tahun 2012. Kampung ini dibentuk oleh Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo.

“Hanya saja stand saya ini baru dibuka pada tahun 2013. Dulunya, saya membuka usaha di kampung Sirapan, sebelum membuka cabang di Kampung Pot ini. Dulu di Kampung Sirapan saya lebih fokus membuat bangunan air mancur, kalau di sini pot,” tambah Wawan.

Pot produksi di kampung ini, juga dipasarkan di sepanjang Jl Desa Kemangsen. Setidaknya ada 14 stand.

Baca Juga: Satgas Pangan Polresta Sidoarjo Tinjau Harga Beras di Pasar Larangan

“Saya menjadi pembuat ukir seperti ini sudah sejak tahun 2005. Jadi, kurang lebih 10 tahun. Awalnya hanya air mancur, namun setelah membuka di kampung pot ini saya mengembangkan menjadi pot, kursi dan juga meja,” ungkap Wawan.

“Awal pembuatan, dengan bahan semen, kemudian dicetak yang sudah ada ukirannya, kemudian dihaluskan. Untuk pengeringan maksimal 7 hari, sehingga kalau di musim hujan, kami harus memiliki stok yang banyak.”

Wawan dibantu 11 pegawai, yang setiap hari bekerja pada pukul 08.00-16.30. Dia memastikan, boleh memesan motif apa saja, asalkan pesannya banyak.

Baca Juga: Jelang Ramadan, Pj Gubernur Jatim Sidak Pasar, Beberapa Komoditas Bapok Alami Kenaikan Harga

“Harga pot beragam mulai Rp.40.000-75.000. Biasanya sih, ramainya di bulan Mei-Desember, di luar bulan itu agak sepi. Dalam satu bulan omzet saya mencapai Rp 50-60 juta.” (faratiti dewi/UTM)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO