Terus Meningkat, Kasus Kekerasan Seksual terhadap Anak dan Perempuan di Blitar

Terus Meningkat, Kasus Kekerasan Seksual terhadap Anak dan Perempuan di Blitar Ilustrasi

BLITAR, BANGSAONLINE.com - Kejahatan seksual terhadap anak-anak dan perempuan di kabupaten merupakan bentuk kekerasan yang paling mengkhawatirkan. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Kabupaten, Wahid Rosidi.

Bahkan hingga saat ini kasus kekerasan seksual terhadap anak-anak dan perempuan di kabupaten masih menempati urutan tertinggi selama dua tahun berturut-turut. Yakni tahun 2015 sampai 2016.

Baca Juga: Jelang Hari Jadi Provinsi Jatim, Pj Gubernur Adhy Ziarah dan Tabur Bunga di Makam Proklamator RI

"Sepanjang 2015 dan 2016 lalu saja, data kita menunjukkan angka kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak, baik itu pelecehan seksual dan pemerkosaan mencapai angka 60 persen," papar Wahid Rosidi, Selasa (21/2).

Dijelaskannya, saat ini sebagian besar masyarakat menganggap jika kejahatan seksual hanyalah pemerkosaan. Padahal kekerasan seksual bukan hanya itu. Misalnya saja karena suka sama suka, padahal si perempuan masih di bawah umur.

Di sisi lain, lanjutnya, kebanyakan masyarakat yang menjandi korban justru enggan untuk melaporkan karena dianggap sebagai aib yang harus ditutupi. Padahal si korban membutuhkan pendampingan.

Baca Juga: Polisi Mendadak Bongkar Makam Santri di Blitar, Ada Apa?

"Kami yakin masih banyak kasus yang belum terdata karena banyak yang malu untuk melaporkan," ungkapnya.

Untuk menekan kasus semakin maraknya kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak, pihaknya terus melakukan berbagai upaya. Salah satunya adalah dengan pendampingan. Terutama jika kasus kekerasan dan pelecehan seksual yang terjadi dalam satu rumah tangga, namun tidak dapat dilanjutkan ke proses hukum atas permintaan korban akibat ancaman perceraian dan pemutusan hubungan keluarga dari pelaku.

"Selama ini korban hanya curhat saja terkait masalah yang dialami, namun tidak ada solusi untuk masalahnya karena adanya ketakutan-ketakutan akan hal yang terjadi di kemudian hari," tuturnya.

Baca Juga: Puluhan Warga Selorejo Blitar Keracunan Makanan

Untul diketahui jumlah total kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di kabupaten terus meningkat. Jika tahun 2015 terdapat 79 kasus tahun 2016 lalu meningkat menjadi 83 kasus. (blt1/tri/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Ikuti Google Maps, Mobil Pikap di Blitar Dilewatkan Jembatan Bambu, Nyaris Terporosok':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO