Menpora Imam Nahrawi Raih Gelar Doktor Honoris Causa, Berikut Orasi Ilmiahnya

Menpora Imam Nahrawi Raih Gelar Doktor Honoris Causa, Berikut Orasi Ilmiahnya Menpora Imam Nahrawi

Begitu juga Ir. Soekarno, M. Hatta, Achmad Soebardjo, M. Yamin, Abdul Kahar Moezakir, Abikusmo Tjokrosoejoso, Haji Agus Salim, dan AA. Maramis, yang tercatat sebagai panitia 9 atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

juga menyinggung soal kemajuan teknologi di era digital yang memicu semua lapisan masyarakat memanfaatkan internet dalam dinamika kehidupan. Dengan mengutip al-Quran Surat Ar Rahman [55]: 33) yang artinya:

Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan”, Nahrawi mengingatkan bahwa Allah menantang manusia untuk menerobos alam semesta.

”Ayat ini mengsinsprasi manusia bahwa dengan ilmu, mereka tidak hanya menguasai dunia tapi juga dapat menembus alam semesta, termasuk menguasai dunia maya di era digital,” kata dia.

”Pemuda harus sadar, bahwa medsos dengan beragam bentuknya memudahkan berkomunikasi dengan berbagai pihak. Perlu mengembangkan komunikasi dengan yang lain; tanpa hoax, menyebarkan kebencian, termasuk menyebarkan paham-paham yang bertentangan dengan spirit perjuangan para pendahulu, baik dalam lingkup keislaman dan kebangsaan. Jadikan medsos sebagai peretas bagi terciptanya kehidupan yang terbaik, termasuk menjaga komunikasi agar terus menyatukan elemen pemuda, bukan memecah belah,” pesannya.

juga menyatakan bahwa ada jihad solutif bagi pemuda untuk bangsa. Ia mengutip ayat al-Qu’an surat al-Baqarah (2: 126) yang artinya: Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, Jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun aku beri kesenangan sementara, kemudian aku paksa ia menjalani siksa neraka dan Itulah seburuk-buruk tempat kembali" (QS. Al Baqarah [2]: 126).

”Ayat di atas tidak hanya memberi pelajaran agar memohon kepada Allah untuk keamanan kesejahteraan kota Mekkah, namun juga memiliki makna tentang perlunya setiap muslim berdoa untuk keselamatan dan keamanan bangsa dan negaranya serta masyarakatnya yang mendapatkan rezeki baik dan berkah. Ayat di atas memberi inspirasi kepada para pemuda untuk mencintai bangsa dan negaranya agar mencapai kebahagian bersama,” tegas mengutip pemikiran Prof Dr Quarsih Shihab.

kemudian menyimpulkan orasi ilmiahnya dalam tiga hal:

a. Pemuda memiliki tanggung-jawab besar untuk agama dan bangsa.

b. Pemuda secara fisik memiliki kemampuan lebih dibandingkan orang tua. Karenanya, pengabdian bagi agama dan bangsa harus ditempatkan sebagai jihad individual untuk kemaslahatan yang besar.

c. Pemuda harus memberikan solusi, bukan ikut larut dalam memperpuruk kondisi keagamaan dan kebangsaan kita. (tim) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO