Bambu Indah Trenggalek Siap Penetrasi Pasar Eropa

Bambu Indah Trenggalek Siap Penetrasi Pasar Eropa Sukatno pun turut menganyam bambu. Foto: YUDI/BANGSAONLINE

TULISAN INI TELAH MEMENANGKAN LKTW 2017 HUT PEMPROV JATIM KE-72 DENGAN PREDIKAT JUARA 1 

TRENGGALEK, BANGSAONLINE.com - Bambu Indah Craft terletak di Desa Wonoanti, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek. Meski sudah lama dikenal sebagai desa penghasil kerajinan bambu, tidak lantas mendapat predikat sebagai sentra kerajinan bambu di Kabupaten Trenggalek. Butuh pengorbanan, semangat serta ketekunan dari seseorang yang benar-benar peduli terhadap kemajuan desanya. 

Baca Juga: ​Pemkab Resmi Ganti Beberapa Acara di Gelaran Jombang Fest 2024, Ini Alasannya

Lokasi inilah yang menjadi tujuan rombongan wartawan Pemprov Jatim, peserta LKTW (Lomba Karya Tulis Wartawan). Usai menempuh waktu sekitar lima jam perjalanan dari Surabaya, tibalah bus di sebuah sentra kerajinan bambu “UD Bambu Indah Craft”.

Pemiliknya adalah seorang putra daerah alias warga desa sendiri yang mengaku sudah turun temurun menekuni bidang kerajinan bambu. Dialah Sukatno, pria asli kelahiran Desa Wonoanti, 58 tahun lalu, merasa terpanggil untuk memajukan serta mengembangkan desanya. Terpilihnya ia sebagai Pemuda Pelopor tingkat Nasional dari Presiden Soeharto di bidang penciptaan lapangan kerja pada tahun 1992, menjadi awal geliat kerajinan bambu di Kabupaten Trenggalek.

“Desa Wonoanti merupakan tempat kerajinan bambu yang pertama di Trenggalek sejak zaman nenek moyang. Dulu, kerajinan bambu yang dibuat hanya yang sederhana dan untuk keperluan sehari-hari warga sekitar saja. Kerajinan yang dibuat seperti besek, capil, cikrak, gedek dan lain-lain,” tuturnya kepada HARIAN BANGSA.

Baca Juga: Adhy Karyono Optimistis Jatim Fest 2024 Jadi Katalisator Pertumbuhan UMKM

Sejak terpilihnya Sukatno sebagai pemuda pelopor tersebut, tawaran ekspor pertama kali datang dari Amerika. Ia ingat waktu itu yang memberangkatkan ekspornya adalah Gubernur Jawa Timur Soelarso pada Februari 1992. “Kerajinan yang diekspor sebagian besar adalah keranjang bunga namun selain itu ada empat puluh item dalam bentuk lain yang ikut di ekspor,” kenangnya.

Setelah Amerika, pangsa pasar Bambu Indah merambah ke Negara-negara tetangga seperti Brunei dan Malaysia hingga ke Jepang sampai Korea. “Kita pernah ditolak Jepang karena mereka terlalu menuntut banyak item serta terapkan quality control yang cukup tinggi. Sedangkan di Korea kirim seberapa pun juga mereka terima tapi sayang dengan harga rendah,” ungkap suami Bibit Andayani ini.

Atas prakarsa Bupati Trenggalek Emil Dardak maka pasar diarahkan ke Eropa, khususnya Inggris, Italia, Jerman serta Belanda. “Alhamdulillah Bapak Bupati yang baru ini juga mau ikut campur bagaimana Trenggalek bisa go internasional. Rencananya ke Belanda karena saya kebetulan juga punya saudara di Belanda,” tandas pria yang juga mantan Carik (Sekdes) periode 1995-2016 ini.

Baca Juga: Mimik Idayana dan Sodik Monata Kulineran di Sentra UMKM Alas Kuto Sidoarjo

Sukatno juga mengatakan, pasar Eropa paling banyak permintaan kerajinan bambu berupa keranjang pakaian. Penurunan pasar dunia tidak mempengaruhi bambu indah dalam memasarkan produk-produknya. Mereka, lanjutnya, orang luar (asing, red) sangat menghargai produk-produk yang dihasilkan dari kerajinan tangan serta dibuat oleh masyarakat.

(Keranjang pakaian/laundri yang laris di pasaran luar negeri)

Baca Juga: Serahkan Sertifikat Elektronik, Menteri AHY Harap UMKM Pariwisata Terus Berkembang


Selalu Inovasi Produk

Pengembangan produk yang dihasilkan dari tanaman bambu itu melahirkan banyak item yang dimiliki UD Bambu Indah Craft. Harganya pun bervariasi tergantung tingkat kesulitan serta lama pembuatannya, yakni mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 10 juta.

Baca Juga: ​Finfest 2024 Kota Kediri Ajak Masyarakat Melek Literasi dan Inklusi Keuangan

Pengrajin bambu banyak tersebar di Jawa Timur dengan mengerjakan item khusus. Tapi, hanya di Desa Wonoanti saja yang memiliki ratusan item yang tidak dimiliki pengrajin di daerah lain. Menurut konsumen, mulai dari tali pagar sampai membuat rumah bambu juga tersedia.

“Awalnya hanya capil kini bisa jenengan lihat, dari depan hingga belakang gerai Bambu Indah ini terdapat produk bambu semua. Mulai dari meja kursi tamu, meja makan, tempat tidur hingga kamar mandi pun semua terbuat dari bahan bambu,” yakinnya kepada para pengunjung yang mayoritas wartawan Pemprov Jatim itu.

Baca Juga: Pj Wali Kota Batu Apresiasi Kolaborasi Petani Jeruk Keprok, Hand Painted Rokhim dan Hotel Aston Inn

(Kamar mandi pun bisa disulap menjadi kamar mandi bambu)

Banyaknya permintaan dari luar negeri tidak menjadikan permintaan lokal ia abaikan karena lumayan banyak juga jumlahnya. “Kita sampai bingung membagi yang lokal karena pasar lokal mulai menggeliat. Mantenan saja sekarang menggunakan, hantaran, piring serta suvenir-suvenir dari bambu,” ujarnya.

Belum lagi dengan boomingnya kuda lumping dalam seniman jaranan saat ini, pengiriman bisa dilakukan sampai ke Kepuluan Riau, Kalimantan hingga Papua. Kuda lumping yang dipakai seni jaranan itu dibuat dari anyaman bambu yang menyerupai kuda lalu dinaiki oleh seorang penari kuda lumping.

Baca Juga: Deklarasi Relasi Jamur, Ketua Dekopinwil: Jangan Sampai Jatim Dipimpin Selain Khofifah

(Produksi kuda lumping karena sedang booming Kesenian Jaranan di Tanah Air)


Baca Juga: ​Karnaval 4 Dusun di Desa Kandangan Gresik Geliatkan Ekonomi UMKM

Peran Pemerintah Daerah

Hingga berita ini ditulis, Sukatno mengaku omzet yang diterima UD Bambu Indah sampai 30 juta per bulan. Ia mengaku sebulan bisa mengirim 1 sampai 4 kontainer dengan nilai Rp 50 juta per container dengan rata-rata tiap tahunnya kenaikan produknya sampai di angka 10 persen.

Peran pemerintah dalam mensukseskan kerajinan bambu indah hingga masuk ke kancah perdagangan internasional menurutnya sudah cukup bagus. “Mulai dari pemerintah desa hingga pemkab karena mereka sering mengikutkan kami dalam pameran-pameran baik lokal hingga internasional seperti di Belanda, Malaysia dan Jepang,” ceritanya.

Untuk mengatasi kendala dalam desain, Bupati sampai mendatangkan pemateri dari ITB. Dari segi dana, lanjutnya, Pemkab Trenggalek memberikan kemudahan dalam pengambilan dana di bank, disamping menyediakan anggarannya sendiri. Lalu dari segi bahan baku, ia tidak kuatir karena Bupati Emil Dardak sangat memperhatikan hal tersebut.

“Alhamdulillah untuk bahan baku tidak sampai kehabisan karena Bapak Bupati menggebu-gebu imbau masyarakat Trenggalek untuk bambuisasi dengan memanfaatkan hutan-hutan yang tidak produktif,” jelasnya lega.

Sukatno juga berharap pemerintah kabupaten selalu melakukan pembinaan terus dan dibina dengan modal berupa peralatan saja. Kalau berupa uang menurutnya, akan cepat habis. “Yang saya butuhkan adalah alat-alat semi modern untuk meningkatkan produksi yakni mesin irat,” pungkasnya.

Dalam waktu dekat ini, Bambu indah Craft akan diikutkan kembali dalam pameran di Jakarta pada tanggal 12-16 Oktober mendatang. (ian/ros)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO