Kekurangan Air Akibat Tanggul Kaliasem Jebol, Petani di Lumajang Gali Sumur Dadakan

Kekurangan Air Akibat Tanggul Kaliasem Jebol, Petani di Lumajang Gali Sumur Dadakan Petani di Lumajang menggali sumur dadakan di sekitar sawahnya akibat jebolnya tanggul Kaliasem.

LUMAJANG, BANGSAONLINE.com – Ambrolnya Dam tanggul Kaliasem membuat irigasi lahan pertanian waraga ikut terganggu. Ribuan hektare lahan pertanian tidak mendapatkan suplai air.

Solusi yang diambil para petani yakni membuat sumur dadakan di sekitar sawah mereka. Meski memerlukan dana yang cukup besar, hal itu harus dilakukan agar padi mereka terus mendapatkan air.

Dedi, salah satu petani di Desa Boreng, Kecamatan Lumajang mengaku harus merogoh isi dompet sebesar 3,5 juta rupiah untuk membuat satu sumur. Hal itu harus dilakukan, lantaran hampir sepekan tanaman padi miliknya kekurangan suplai air.

Dia mengatakan, dana yang harus dikeluarkan itu merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Seperti upah tukang gali sumur dan membeli alat sedot. “Ini masih digali, harga tukangnya 850 ribu rupiah, yang mahal alat sedotnya,” katanya, Selasa (17/10).

Kekurangan suplai air untuk mengairi sawah itu merupakan imbas dari jebolnya tanggul Kaliasem. Intik tidak berfungsi, sehingga saluran irigasi ke sawah warga tidak diairi air. “Ini akibat dari tanggul yang jebol itu,” terangnya.

Dia menjelaskan, untuk satu sumur memiliki kedalaman sekitar enam sampai tujuh meter. Pengerjaanya biasanya dilakukan selama sehari. Namun tergantung kedalaman sumur. Beruntung jika air sudah keluar dengan penggalian yang tidak terlalu dalam.

Namun tidak semua petani memiliki banyak yang dan mampu membuat sumur dadakan. Ada yang berharap-harap cemas dengan tanaman mereka. Apalagi belakangan ini, hujan enggan turun di Lumajang.

Sementara itu, Kepala Dinas  Paiman, sudah mengambil langkah untuk menaggulangi kekeringan lahan tersebut. Memang bantuan tidak diberikan secara personal pada para petani, melainkan pada kelompok-kelompok tani.

Dia menyebutkan, jebolnya tanggul berimbas pada lahan pertanian sekitar 500 hektare. Namun ada sekitar 295 hentare lahan yang memiliki dampak cukup parah. “Penanganan pertama sudah dilakukan oleh PU dan Provinsi, semoga itu bisa cepat selesai,” katanya.

Sambil menunggu hal itu, pihaknya akan melayangkan surat permohonan pada Kementerian Pertanian untuk bantuan para petani. Seperti BBM untuk alat pompa air di kelompok tani. (ron)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO