Normalisasi Tak Kunjung Terealisasi, Tanggul Sungai Unut Blitar Jebol

Normalisasi Tak Kunjung Terealisasi, Tanggul Sungai Unut Blitar Jebol Bupati bersama sejumlah kepala instansi terkait melihat kondisi tanggul sungai Unut yang jebol. foto: AKINA/ BANGSAONLINE

BLITAR, BANGSAONLINE.com - Tanggul sungai Unut di kecamatan Sutojayan kembali jebol setelah diguyur hujan deras. Akibat jebolnya tanggul sungai Unut itu, tiga desa yang berada di sekitarnya terdampak luapan air.

Tiga wilayah terdampak tersebut, yaitu Kelurahan Sutojayan, Desa Bacem, dan Desa Sumberejo Kecamatan Sutojayan. Bahkan Jumat (24/11) lalu, luapan air merendam sejumlah persawahan warga di daerah hingga masuk ke pemukiman warga.

Baca Juga: 1 Korban Longsor di Kesamben Blitar Akhirnya Ditemukan

Namun kondisi ini tidak berlangsung lama. Kondisi air di pemukiman sudah surut. Saat ini hanya menyisakan rendaman air di persawahan warga.

Dikonfirmasi terkait hal itu bupati Blitar Rijanto mengatakan bahwa sebenarnya Pemkab Blitar sudah mengusulkan ke menteri PU untuk dilakukan normalisasi sungai. Bahkan hal itu sudah diusulkan sejak dua tahun lalu. Tanggul sungai sepanjang 3 Km itu selama ini memang hanya merupakan tanggul tradisional yang dibuat dari sesek bambu dan karung pasir.

"Keadaanya memang terjadi pendangkalan dan penyempitan sungai. Jika tidak dinormalisasi akan tetap seperti ini. Meskipun hujan gak deras jika terjadi dalam waktu lama misalnya semalaman hujan, ya akan tetap menyebabkan air meluber dan tanggul jebol. Bahkan bisa menyebabkan banjir menggenangi permukiman warga dan area persawahan," ungkap Rijanto, Minggu (26/11).

Baca Juga: Dua Korban Tanah Longsor di Kesamben Blitar Ditemukan Tewas

Untuk sementara Pemkab Blitar akan membangun tanggul darurat serta melakukan pengerukan di lokasi yang mengalami pendangkalan cukup tinggi sambil menunggu Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas melakukan normalisasi.

"Sementara sambil menunggu dari BBWS untuk normalisasi, bersama-sama dengan masyarakat sekitar, TNI, dan Polri BPBD Kabupaten Blitar akan membuat tanggul darurat," jelas Rijanto.

Rijanto menjelaskan sungai Unut merupakan muara dari tiga sungai di sekitarnya. Terdeteksi, ada 7 titik rawan jebol terjadi di aliran sungai yang posisinya menikung dari timur ke selatan. Namun saat ini hanya ada satu titik yang jebol, yaitu tanggul di Desa Sumberejo yang kemudian berdampak pada tiga wilayah.

Baca Juga: Longsor di Blitar, Satu Korban Berhasil Diselamatkan, Tiga Lainnya Dalam Pencarian

Di Desa Bacem merendam sawah, di Kelurahan Sutojayan hingga masuk ke rumah warga, dan di Desa Sumberrejo merendam sawah. "Ada sekitar 25 hektare sawah yang terendam banjir," imbuhnya.

Pendangkalan sungai Unut sendiri disebabkan dari bukit Tumpak Suru Desa Margomulyo dan Bukit Jurang Kendil di Kecamatan Panggungrejo. Lapisan tanah dan lumpur yang tergerus hujan, akan meluncur ke bawah bermuara di aliran Sungai Unut. Di kemiringan sekitar 45 derajat, masyarakat membuka ladang yang ditanami palawija. Alih fungsi lahan Jati berubah ke palawija, membuat akar tanaman tidak kuat menahan tanah saat hujan deras tiba.

"Pemkab telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 4 miliar untuk mengatasi korban banjir di Kecamatan Sutojayan. Dana itu diambilkan dari pos dana darurat," pungkasnya. (blt1/tri/rev)

Baca Juga: Kronologi Longsor di Kesamben Blitar, Tanah Timbun Kandang Ayam dan 4 Pekerja

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO