Tafsir Al-Isra 26-27: Amal Rangkaian Birrul Walidain

Tafsir Al-Isra 26-27: Amal Rangkaian Birrul Walidain

Oleh: Dr. KH A Musta'in Syafi'ie M.Ag

26. Waaati dzaa alqurbaa haqqahu waalmiskiina waibna alssabiili walaa tubadzdzir tabdziiraan

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Panduan dari Nabi Daud dan Nabi Sulaiman untuk Memutus Kasus Perdata

Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.

27. Inna almubadzdziriina kaanuu ikhwaana alsysyayaathiini wakaana alsysyaythaanu lirabbihi kafuuraan

Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Cara Hakim Ambil Keputusan Bijak, Berkaca Saja pada Nabi Daud dan Sulaiman


TAFSIR AKTUAL:

Setelah Allah SWT membahas keharusan berbakti kepada kedua orang tua, rupanya tidak berhenti hanya itu saja. Ayat studi ini diawali dengan huruf sambung (athaf) dengan menunjuk beberapa amal rangkaian yang harus diamalkan setelah birrul walidain, yakni :

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Memetik Hikmah dari Kepemimpinan Nabi Daud dan Nabi Sulaiman

Pertama, memenuhi hak keluarga, seperti bersilaturrahim, menyantuni dan membantu kebutuhan mereka. Kata “haqqah “menujukkan bahwa keluarga dekat yang membutuhkan punya hak atas harta keluarga yang lain yang lebih punya. Terma ini berlaku juga untuk kelompok berikutnya yang ditunjuk oleh ayat kaji ini. Cuma dari sisi urutan, keluarga adalah terdepan.

Kedua, terhadap orang miskin dan itu maklum. Ketiga, ibn al-sabil, musafir atau mahasiswa, santri pondok pesantren yang membutuhkan dana, seperti untuk membayar SPP atau kebutuhan studi lainnya. Menyalurkan zakat untuk beasiswa adalah perbuatan terpuji dan keempat, dilarang memubadzirkan rejeki Tuhan.

Walhasil, setelah berbakti kepada orang tua, maka disuruh bersedekah. Salah satu hikmah didahulukan perintah bakti tersebut mengingat orang tua adalah darah daging dan paling berjasa dalam kehidupan ini. Jadi, bakti tersebut pasti didasari rasa cinta dan menghormat, selain ibadah berpahala. Dengan modal itu diharap berlanjut berbakti kepada keluarga dan seterusnya. Tentu lebih mudah karena sudah latihan lebih dahulu.

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Keputusan Bijak untuk Sengketa Peternak Kambing Vs Petani

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO