(Imam Mustofa. foto: istimewa)
Tapi kenapa teroris itu menyerang polisi? “Karena pelaku meyakini bahwa di antara sekian banyak musuhnya, maka polisi adalah musuh prioritas yang harus dihabisi, karena pelaku dan orang-orang yang sepaham meyakini polisi penghalang 'Jihad' mereka, menangkap 'mujahid' mereka dan membunuh orang-orang yang 'berjuang' untuk Islam,” jawab Nasir Abbas.
Menurut dia, rasa kebencian dan permusuhan para teroris terhadap polisi sangat besar. “Sehingga mereka sebut polisi dengan istilah Kafir atau Thoghut,” katanya sembari menegaskan bahwa target pelaku adalah menyerang polisi.
Menurut dia, aksi Imam Mustofa itu disebut sebaga “amaliyah istisyhadiyah”. Apa itu? “Yaitu operasi mati syahid dengan cara menyerang sampai mati. Pelaku sudah siap mati, tapi dengan alat yang dimilikinya,” jelasnya.
“Menurut saya, pelaku adalah “Lone Wolf” yang terekrut sendiri dan melakukan aksi sendiri,” katanya.
Ia juga menjelaskan bahwa teroris tidak ada hubungannya dengan pesantren.
“Dan tidak ada jaminan santri tidak terpapar. Siapa saja bisa terpapar dan terekrut,” tegas mantan murid teroris Abu Bakar Baa’syir yang kini menyesal dan menyebut mantan gurunya tersebut sebagai “kiai gak bener” itu. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News