SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Ratusan warga Desa Kedungrejo, Jabon, Sidoarjo menggelar demo di depan kantor Kepala Desa. Mereka berunjuk rasa terkait tindak asusila yang dilakukan oknum pengasuh pondok pesantren di desa setempat dengan menggerayangi santriwatinya.
Ratusan warga itu ramai-ramai mendatangi kantor desa. Warga yang terdiri dari perempuan dan laki-laki itu berorasi dan membentangkan spanduk. "Demokrasi kita telah diperkosa di muka umum," begitu salah satu isi posternya.
BACA JUGA:
- Guru SMP Negeri di Sidoarjo Ditetapkan Tersangka atas Laporan Dugaan Cabuli Siswinya
- Jadi Tersangka Kasus Pencabulan, Pimpinan Pondok Pesantren Al Mahdiy Dijerat Pasal Berlapis
- Dugaan Pencabulan di Pondok Pesantren Al Mahdiy Sidoarjo, Keluarga Korban Diintimidasi Oknum
- Tolak Keberadaan Pondok Pesantren Al Mahdiy, Warga Desa Pagerwojo Sidoarjo Pasang Spanduk Protes
Mereka juga berteriak menuntut dilakukan penutupan pondok putri yang diduga ada aksi asusila tersebut. Dalam aksi itu, sejumlah perwakilan massa juga ditemui kepala desa dan sejumlah pejabat forkopimka setempat. Nampak Kapolsek Jabon AKP Sumono juga ikut mendampingi musyawarah tersebut.
Dalam musyawarah itu, pihak Pondok Pesantren Al Mubarok Desa Kedungrejo, Jabon, akhirnya bersedia membacakan surat pernyataan penutupan pondok. Namun, hal ini tetap ditolak oleh warga. Massa menuntut terduga pelaku yang membacakan langsung surat penutupan dan permintaan maaf di hadapan warga.