Proyek Normalisasi Got Banjaranyar Dikeluhkan, Warga Mau Lapor Wali Kota karena Pagarnya Roboh

Proyek Normalisasi Got Banjaranyar Dikeluhkan, Warga Mau Lapor Wali Kota karena Pagarnya Roboh ROBOH: Pagar milik warga Banjaranyar yang terdampak proyek normalisasi saluran air. Hingga kini belum ada pihak yang bertanggung jawab atas kejadian ini. foto: YUDI EP/ BANGSAONLINE

PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Warga Banjaranyar, Kelurahan Wates, Kecamatan Magersari, resah. Pasalnya pelaksanaan proyek rehabilitasi saluran air di bawah Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Mojokerto di lingkungan itu tak kunjung rampung. Kabarnya, rekanan yang diduga tak memasang papan proyek hanya mempunyai waktu masa pelaksanaan hingga tujuh hari ke depan.

Celakanya lagi, material tanah sisa kerukan got dibiarkan menutup separuh jalan yang baru selesai diaspal tersebut. Tak hanya itu, proyek tersebut kini menuai masalah. Pagar rumah Mulyono, warga Banjaranyar Gang 2 sepanjang 10 meter roboh akibat pengerukan saluran air. Pemilik toko pracangan yang bingung tersebut sedianya akan mengadukan persoalan ini ke Wali Kota Mojokerto untuk menuntut ganti rugi.

Baca Juga: DPUPR Mojokerto Garap Rekonstruksi Dua Ruas Jalan

"Saya akan mengadukan masalah ini ke Wali Kota. Sebab, saya sudah menyampaikan perihal robohnya pagar saya pada Sabtu (14/12) lalu ke para pekerja proyek, namun saya malah disuruh ke pak RW," keluh Mulyono, Rabu (18/12) siang tadi.

Ia berharap pihak berwenang mengganti seluruh kerugian ia alami. "Ya saya minta ganti rugilah," tandasnya.

Kendati jelang tutup tahun, tidak nampak adanya pekerja di lokasi tersebut. Di gang tersebut hanya ada tumpukan sisa kerukan got yang dibiarkan terbengkalai di tengah jalan. Praktis, kondisi ini membuat pengendara roda empat tak bisa lewat, kecuali pejalan kaki dan pengendara roda dua.

Baca Juga: Tingkatkan Mutu Pendidikan, Dinas Pendidikan Mojokerto Rehab Ruang Kelas SDN Jeruk Seger

Sementara ratusan U-Ditch saluran ini dibiarkan menumpuk di depan SMAN 2. Wartawan pun hanya melihat hanya ada sekitar 13 U-Ditch saja terpasang di lokasi.

Tak hanya itu, akibat dari pengerukan tersebut warga di jalan tersebut tak bisa beraktivitas normal. Mereka tak bisa keluar atau memasukkan kendaraannya ke dalam rumah. Untuk masuk pekarangannya pun mereka harus loncat saluran air berukuran setengah meter yang dibiarkan tak ada jembatannya tersebut.

Baca Juga: Tujuan Pemkot Mojokerto Tingkatkan Kualitas Jalan

Kepala Bidang Sumber Daya Air DPUPR Kota Mojokerto Margiono tidak berada di tempat ketika dikonfirmasi. Seorang stafnya mengatakan kepalanya lagi istirahat siang. Ia juga tak mengangkat handphonenya ketika dihubungi wartawan.

Terkait dengan masalah tenggat waktu, staf tersebut mengatakan bahwa proyek tersebut memang jelang masa deadline. Pihaknya pun bahkan terus mengawal melalui Konsultan Pengawas. "Kalau nggak selesai ya nggak tau lagi," keluhnya. (yep/rev) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO