Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Metode Diskusi

Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Metode Diskusi Wulan Ria Anggraini

Oleh: Wulan Ria Anggraini*

Keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Pembelajaran yang baik hendaknya memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan potensi dan keaktifan siswa. Aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran perlu diperhatikan oleh guru, agar proses belajar mengajar yang ditempuh mendapatkan hasil yang maksimal.

Baca Juga: PT Megasurya Mas Beri CSR Beasiswa untuk 356 Siswa di Sidoarjo

Sebab, kurangnya keaktifan dapat menyebabkan rasa keingintahuan dalam berbagai ilmu pengetahuan rendah. Hal ini disebabkan rasa malu dan kurang kepercayaan diri, khususnya ketika sedang berada di dalam kelas untuk belajar.

Untuk itu, kegiatan belajar mengajar harus diselingi dengan inovasi yang dapat memancing keaktifan siswa. Hal ini sekaligus mencegah siswa jenuh dan bosan saat pembelajaran berlangsung, akibat guru yang hanya menggunakan metode ceramah.

Dewasa ini, guru yang sudah mempunyai gelar sarjana atau master belum tentu bisa menguasai kelas sepenuhnya. Buktinya, masih ada seorang guru yang tidak tahu sifat dan karakteristik siswanya sendiri. Maka dari itu, sebelum pembelajaran berlangsung, seorang guru harus mempunyai metode pembelajaran. Terutama metode yang dapat menciptakan suasana pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan. Salah satunya menggunakan metode pembelajaran yang sesuai karakter siswa, yaitu metode diskusi.

Baca Juga: Khofifah Ajak Guru Jatim Bangun Generasi Cinta Damai dengan Ciptakan Suasana Harmoni di Sekolah

Dengan adanya diskusi, akan terjadi pertukaran pikiran, gagasan, pendapat antara dua orang atau lebih secara lisan dengan tujuan mencari kesepakatan atau kesepahaman gagasan atau pendapat. Melalui diskusi, guru juga bisa melihat potensi yang ada pada masing-masing anak. Harapannya, potensi itu ke depannya dapat dikembangkan secara optimal.

Penerapan diskusi bisa dengan cara memberikan suatu persoalan atau masalah kepada murid, kemudian para murid diberikan kesempatan bersama-sama untuk memecahkan masalah itu dengan temannya.

Agar hasil diskusi berjalan efektif, guru juga harus mampu membuat siswa aktif secara fisik, intelektual, dan emosional. Siswa aktif adalah siswa yang mampu menampilkan berbagai usaha/keaktifan belajar mengajar.

Baca Juga: Gandeng UI, Pesantren Algebra Bogor Optimistis Cetak Saintis dan Pemimpin Masa Depan

Adapun langkah-langkah peningkatan keaktifan siswa melalui penerapan metode diskusi bisa dilakukan melalui: Pertama, mempersiapkan alat atau sarana untuk melaksanakan diskusi dalam kelas. Kedua, memilih teknik penerapan diskusi. Misalnya, memperagakan proses tukar pendapat di depan, sehingga anak-anak lain bisa menyaksikan dan terpancing untuk mengemukakan pendapat mereka. Topik diskusi bisa ditentukan dengan cara diundi. Misalnya, para siswa memilih pertanyaan dalam sebuah kotak, kemudian didiskusikan sesama temannya.

Ketiga, memberikan kesimpulan hasil diskusi. Pada intinya, kesimpulan harus mengakomodasi jawaban-jawaban dari siswa yang dianggap benar. Guru bisa meminta bantuan siswa untuk menyampaikan kembali jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan, kemudian membentuknya sebagai kesimpulan. Hal ini sekaligus membuat siswa mengingat kembali hal-hal yang telah didiskusikan.

Peningkatan keaktifan siswa melalui metode diskusi ini bertujuan agar guru bisa menguasai kelas sepenuhnya, di samping mengetahui karakter satu per satu siswa melalui argumen yang disampaikan.

Baca Juga: Pesan Hadratussyaikh: Guru Pakai Parfum, Jangan Ngajar Jika Ngantuk, Lapar, dan Marah

Selain itu, diskusi juga bisa membuat anak mudah bergaul dengan orang lain, karena ia akan memiliki kepercayaan diri. Memang, praktik pengajaran dengan pendekatan keaktifan siswa menuntut upaya guru dalam merancang berbagai bentuk kegiatan belajar. Rancangan itu merupakan acuan dan panduan, baik bagi guru sendiri, maupun bagi siswa. Kadar keaktifan dalam pengajaran dengan pendekatan keaktifan guru dan siswa tercermin dalam kegiatan baik dilakukan guru maupun siswa.

*Penulis merupakan mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Malang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO