Tak Perlu Lockdown, Risma Ajak Stakeholder Buat Protokol Pencegahan Covid-19

Tak Perlu Lockdown, Risma Ajak Stakeholder Buat Protokol Pencegahan Covid-19 Wali Kota Risma saat menggelar rakor bersama stakeholder untuk mencegah penularan virus Covid-19, di Graha Sawunggaling, Senin (16/3). foto: YUDI A/ BANGSAONLINE

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menggelar rapat koordinasi dengan berbagai stakeholder untuk mencegah penularan virus Covid-19, di Graha Sawunggaling , Jl Jimerto, Senin (16/3).

Dalam sambutannya, Risma meminta kepada semua stakeholder itu untuk membuat protocol pencegahan Covid-19 di area mereka masing-masing. Menurutnya, ini sangat penting untuk menekan penularan virus tersebut.

Baca Juga: One Voice SMPN 1 Surabaya Raih Juara Dua Kategori Bergengsi di SWCF 2024

“Sebenarnya memang disarankan untuk tidak mengadakan pertemuan, tapi saya harus lakukan ini supaya mereka membuat protokol di sekitar mereka masing-masing, sehingga diharapkan pencegahannya bisa lebih efektif,” ucapnya.

Presiden UCLG ASPAC ini juga menjelaskan, bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sudah membuat beberapa protokol untuk mencegah virus tersebut.

"Salah satunya membiasanya cuci tangan saat hendak masuk kantor, di tempat umum harus disediakan thermo scan, lalu di masjid atau musala karpetnya harus digulung. Jadi, mari kita buat protocol yang sesuai dengan kondisi dan keadaannya masing-masing, silahkan disesuaikan," jelasnya.

Baca Juga: ​SWCF 2024 Jadi Ajang Kenalkan Seni dan Budaya Surabaya ke Kancah Internasional

Risma berharap di hotel-hotel dan mal sudah menyediakan thermo scan dan hand sanitizer. Di samping itu, ia juga mencontohkan protokol yang bisa diberlakukan bagi karyawan yang kondisinya panas dan ada gejala Covid-19, diharapkan dengan kesadaran dirinya langsung istirahat di rumahnya supaya tidak menyebarkan virus.

"Saat ini, pemkot juga sudah memberikan hand sanitizer kepada beberapa instansi dan perkantoran. Kami juga akan terus melakukan disinfektan ke beberapa tempat. Ini sudah bergerak mulai dari Balai Kota," terangnya.

Risma menegaskan bahwa Kota Surabaya tidak akan lockdown. Sebab, dampak ekonominya akan sangat fatal. Makanya, terus menggalakkan pencegahan penularan virus ini.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Raih UHC Award 2024, Anggarkan Rp500 Miliar per Tahun untuk Warga Berobat Gratis

“Saya selalu sampaikan bahwa Surabaya tidak akan lockdown, karena kalau lockdown, ekonominya bisa kolaps dan itu bisa lebih berat. Apalagi kan tidak semua orang pendapatannya dihitung perbulan, ada yang harian. Makanya saya sampai melakukan rapat koordinasi seperti sekarang ini,” tegasnya.

Oleh karena itu, warga Kota Surabaya juga diminta untuk mematuhi segera protocol yang telah dibuat di setiap instansi atau perkantoran mereka masing-masing. Sebab, hal ini akan sangat membantu dalam mencegah penularan virus itu.

“Mari kita hadapi ini bersama-sama. Warga juga tidak perlu khawatir dengan kebutuhan pokoknya sehari-hari, karena kami juga terus melakukan pasar murah untuk mencukupi kebutuhan warga,” imbuhnya.

Baca Juga: Anak Anggota DPRD Surabaya Jadi Korban Jambret di Galaxy Mall

Sementara itu, Ketua Tim Penere (penyakit infeksi emerging dan re-emerging) RSUD Dr Soetomo, Dr Sudarsono, yang memberikan materi pada rapat koordinasi itu menjelaskan bahwa berbagai langkah yang telah dilakukan sudah sangat bagus untuk mencegah penularan Covid-19 itu.

Bagi dia, gerakan-gerakan semacam ini sudah strategis yang menghadirkan semua orang, sehingga mudah-mudahan kalau ini diterapkan dengan baik bisa mencegah penularannya di Kota Surabaya.

“Ini gerakan-gerakan yang bagus dan strategis. Kalau nanti sudah terbentuk protocol-protokolnya, maka warga harus bisa mengikuti protocol ini. Gerakan semacam ini dan upaya hidup sehat itu harus dilakukan mulai dari jajaran yang paling tinggi hingga masyarakatnya, sehingga diharapkan kita bisa seperti China yang berhasil menekan penularan Covid-19 ini,” pungkasnya.

Baca Juga: Kampung Madani di Krembangan, Wujud Semangat Gotong Royong Masyarakat

Rapat koordinasi yang dihadiri oleh perusahaan transportasi, pengusaha mal, hotel, tempat hiburan, dan berbagai instansi lainnya di Kota Surabaya ini tampak berbeda dari biasanya.

Sebelum masuk dan naik ke ruang rapat, para peserta dicek suhu tubuhnya, lalu diberikan masker dan juga diberi hand sanitizer. Akhirnya, semua peserta yang ikut dalam rapat koordinasi itu menggunakan masker dan kursi duduknya juga sudah diatur, berjarak sekitar 1 meteran. (ian/dur)

Baca Juga: Eri Cahyadi Terbitkan SE Larangan Judi Online di Lingkungan Pemkot Surabaya

(Suasana rakor sosialisasi pencegahan virus Corona di ruang Sawunggaling, Senin (16/3)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO