SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, memberikan klarifikasi terhadap sebuah utas atau thread yang ramai di Twitter. Pemkot memastikan, bahwa selama ini sudah membantu baju Alat Pelindung Diri (APD) sebanyak 82.651 buah kepada 50 rumah sakit rujukan dan nonrujukan serta Labkesda.
Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, M. Fikser memastikan sudah mengikuti utas tersebut. Oleh karena itu, ia memastikan bahwa selama ini Pemkot Surabaya sudah sering memberikan bantuan APD kepada rumah sakit rujukan dan nonrumahsakit rujukan serta Labkesda yang ada di Kota Surabaya.
BACA JUGA:
- Pengamen di Jalan Airlangga Diringkus Polsek Gubeng, Ternyata Buron Komplotan Begal
- Hindari Pemotor, Feeder Wira Wiri Suroboyo Nyemplung Sungai di Gunung Anyar
- Info BMKG Kamis 19 September: Hari ini Jatim dan Surabaya Cerah, Perairan Berawan
- Simpan 17 Butir Pil Koplo, 2 Pemuda Diamankan Tim Turjawali Polrestabes Surabaya
“Total ada 82.651 baju APD yang diberikan kepada 63 Puskesmas, 50 RS rujukan dan nonrujukan, serta Labkesda. Selain itu, kami juga bantu masker bedah, masker N95, face shield, sepatu bot, google glass, sarung tangan, ventilator, dan berbagai peralatan medis lainnya ke rumah sakit-rumah sakit itu,” kata Fikser di Dapur Umum Balai Kota Surabaya, Rabu (27/5/2020).
Menurutnya, bantuan APD dan berbagai peralatan medis itu diharapkan dipergunakan untuk tenaga medis saat bertugas. Nah, persoalannya apakah APD itu sudah sampai ke tenaga medis yang bertugas, Pemkot tidak bisa intervensi sampai sejauh itu.
“Tapi yang pasti, kami memiliki data semua APD yang diterima oleh Pemkot, langsung hari itu juga didistribusikan ke rumah sakit-rumah sakit itu. Bahkan, Bu Wali Kota Risma sendiri yang membaginya rata-rata sesuai kebutuhan dan kami ada bukti terimanya,” tegasnya.
Fikser berharap jika ada pihak yang masih kurang puas atau memiliki ide, terlebih melihat profil pembuat utas tersebut adalah tenaga medis, sehingga pemikiran-pemikirannya itu bisa langsung disampaikan kepada gugus tugas. Karena persoalan wabah ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah kota, tapi seluruh elemen yang harus terlibat.
Selain itu, pembuat utas itu bisa juga melalui organisasi kedinasannya. Sebab, selama ini Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Surabaya selalu melakukan koordinasi dengan baik bersama Gugus Tugas Surabaya (Pemkot Surabaya). Terutama tentang bagaimana penanganan dan pencegahan yang harus dilakukan untuk melawan wabah ini.
“Jadi, kami sangat menyayangkan kalau itu disampaikan di media sosial karena akhirnya akan menimbulkan persepsi atau pemahaman yang keliru di masyarakat. Kasihan yang terlibat di dalam penanganan ini begitu banyak orang, termasuk dari medis, teman-teman beliau juga,” tegasnya.
Klik Berita Selanjutnya