Masa Pandemi, Pemkot Surabaya Jemput Bola Berikan Layanan Posyandu ke Balita

Masa Pandemi, Pemkot Surabaya Jemput Bola Berikan Layanan Posyandu ke Balita Dinkes bersama para kadernya jemput bola mengunjungi para balita dari rumah ke rumah (door to door) untuk melakukan posyandu serta pendistribusian vitamin A, Jumat (21/8/2020). foto: ist /bangsaonline.com

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) tak pernah lupa untuk memperhatikan pertumbuhan para balita. Meski di tengah kesibukan menangani pandemi Covid-19, Pemkot Surabaya tetap memastikan program posyandu di Kota Pahlawan terlaksana.

Hal itu dilakukan dinkes bersama para kadernya dengan cara menjemput bola mengunjungi para balita dari rumah ke rumah (door to door) untuk melakukan posyandu, serta pendistribusian vitamin A.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Febria Rachmanita mengungkapkan, sebenarnya untuk program pemberian vitamin A ini dilaksanakan setiap satu tahun dua kali. Yakni, pada bulan Februari dan Agustus. Akan tetapi, pada bulan Agustus ada sedikit mekanisme perubahan posyandu dan pemberian vitamin pada bulan-bulan biasanya.

"Untuk pemantauan pertumbuhan balitanya itu dapat dilakukan secara rutin setiap satu bulan sekali. Termasuk selama masa pandemi melalui para kader. Tetapi yang pemberian vitamin hanya satu tahun dua kali,” kata Feny-sapaan Febria di Dapur Umum Balai Kota, Jumat (21/8).

Ia menjelaskan, untuk kali ini pendistribusian vitamin A dimulai dari kader wilayah Puskesmas Simo Mulyo dan Sawah Pulo. Para kader tersebut berkeliling ke rumah penduduk yang di dalamnya terdapat para balita. Di sana, para balita akan ditimbang, diukur tinggi, kemudian diberikan vitamin A.

“Jadi mekanismenya, balita-balita itu akan dipantau pertumbuhannya secara mandiri oleh ibu atau pengasuh menggunakan pita lila. Pita ini untuk mengukur lingkar lengan atas. Kemudian hasilnya akan dikirimkan via google form ke puskesmas,” jelasnya.

Dari data tersebut, Feny menambahkan bahwa selanjutnya dilakukan pengkajian di masing-masing puskesmas. Jika balita dengan status gizi kurang dan gizi buruk atau pita lila yang hasilnya di bawah 12.5 senti meter, maka akan dilakukan janji temu dengan petugas.

“Tujuannya puskesmas akan mengukur tinggi berat dan panjang badannya. Serta memberikan intervensi untuk mencegah stunting,” imbuhnya.

Menurut Feny, hal tersebut penting dilakukan oleh puskesmas agar menemukan atau mendeteksi dini kejadian balita yang tengah mengalami gizi buruk sehingga dapat segera dilakukan penanganan.

"Kami terus lakukan pemantauan untuk para balita untuk mencegah stunting dan gizi buruk supaya dapat tertangani sedini mungkin,” pungkasnya. (ian)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO