Sebulan Terima 25 Kasus DBD, Dinkes Bojonegoro Was-Was

BOJONEGORO (BangsaOnline) - Tingginyaa kasus penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di beberapa wilayah di Jawa Timur (Jatim) membuat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bojonegoro merasa was-was. Apalagi, 11 daerah telah ditetapkan berstatus kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah (DB).


Kasi Pengendalian Penyakit Dinkes Bojonegoro, Whenny Dyah P saat ditemui mengatakan, meski Kabupaten Bojonegoro tidak termasuk 11 daerah yang masuk KLB, namun pihaknya tetap merasa khawatir akan wabah DBD tersebut. Sebab, hingga akhir bulan Januari 2015 ini pihaknya telah menerima laporan sebanyak 25 kasus penderita DBD di Kota Ledre.

"Hingga hari ini (Selasa,red) ada 25 laporan yang masuk, satu diantaranya meninggal dunia," ujar Whenny di kantornya, Selasa (27/1/2015).

Satu penderita DBD yang meninggal dunia tersebut yakni warga Desa Begadon, Kecamatan Gayam, Bojonegoro yang baru berusia 9 tahun. Kejadian tersebut terjadi pada beberapa waktu yang lalu. Saat itu korban juga sudah dilakukan perawatan selama beberapa hari di Puskesmas Kecamatan Padangan, namun nyawa korban tetap tidak dapat diselematkan.

Menurut Whenny, dari 25 kasus pada bulan Januari 2015 ini tercatat tinggi dibanding pada bulan Januari tahun 2014 lalu yang hanya sebanyak 15 kasus. 25 kasus itu tersebar dibeberapa kecamatan seperti, Sumberejo, Kapas, Gayam, Kota, Kanor, Kedungadem dan beberapa kecamatan lain di Bojonegoro.

"Rata-rata penderitanya anak-anak, mulai dari usia 5 tahun sampai 15 tahun," katanya.

Sementara total keseluruhan penderita DBD pada tahun 2014 di Kabupaten Bojonegoro sebanyak 151 kasus, tiga orang diantaranya meninggal dunia. Jumlah itu menurun dibanding pada tahun 2013 sebanyak 283 kasus.

"Mudah-mudahan tahun ini (2015,red) kasus di Bojonegoro menurun lagi dibanding tahun sebelumnya. Apalagi 11 kabupaten di Jatim ditetapkan status KLB, sehingga kami ikut was-was melihat banyaknya penderita DB dibeberapa daerah," sambungnya.

Whenny berharap masyarakat berperan aktif dalam mengantisipasi berkembang biaknya nyamuk aedes aegipty yang dapat membunuh siapapun dan kapanpun tersebut. Salah satunya melakukan gerakan bersih-bersih lingkungan secara serempak.

"Misalnya satu RT atau kelurahan melakukan kerja bakti bersih-bersih lingkungan sekitar itu lebih bagus. Karena nyamuk banyak bersarang di tempat-tempat yang kotor dan rimbun," pungkasnya.

Terpisah, Kabid Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat Dinkes Bojonegoro, Suharto juga menghimbau kepada masyarakat Bojonegoro untuk mewaspadai mewabahnya penyakit demam berdarah. Ia mengaku telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat baik melalui radio maupun anggota Bidan Desa yang turun langsung kepada masyarakat dalam rangka mencegah berkembang biaknya nyamuk aedes aigepty yang dapat membahayakan nyawa manusia tersebut.

"Memang disaat musim penghujan seperti saat ini nyamuk banyak berkembang biak, khususnya di genangan-genangan air yang diam. Sehingga saya berharap masyarakat melakukan pola hidup sehat dengan cara menjaga kebersihan lingkungan sekitar, rajin menguras bak mandi dan melakukan 3M (menguras, mengubur, membakar)," harapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO