Kurangi Pengangguran, ​Pemkab Lamongan Gelar Job Market Fair di Unisla

Kurangi Pengangguran, ​Pemkab Lamongan Gelar Job Market Fair di Unisla Salah satu pelamar kerja di JMF yang digelar di Unisla. (foto: TRIWIYOGA/ BANGSAONLINE)

LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Guna mengurangi jumlah pengangguran di Lamongan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan menggelar Job Market Fair (JMF) di Universitas Islam Lamongan (Unisla).

JMF ini membuka sekitar 1.500 lapangan kerja yang dinaungi langsung oleh Dinas Tenaga Kerja Lamongan dan bekerja sama dengan 30 perusahaan.

Baca Juga: Mudahkan Pencaker, Bupati Situbondo Launching Aplikasi Ayo Kerja

Kepala Dinas Tenaga Kerja Lamongan, Hamdani Azhari mengatakan, di tengah pandemi Covid-19, di Jawa Timur hanya Kabupaten Lamongan yang berani menggelar JMF, ini menunjukkan keseriusan pemkab dalam mengatasi pengangguran di Lamongan.

"Artinya, semangat meningkatkan ekonomi Lamongan, juga semangat dalam memberikan peluang kerja kepada pencari kerja," katanya, Rabu (21/10/2020).

Kenapa Unisla sebagai lokasi JMF, Hamdani menjelaskan, karena Unisla sendiri sudah mengajukan kolaborasi dengan disnaker sejak dua tahun lalu, dan tahun ini baru bisa direalisasikan.

Baca Juga: Mampu Sedot Puluhan Ribu Pengunjung, Ngawi Job Fair 2024 Sediakan 10 Ribu Lebih Lowongan Pekerjaan

"Harapan saya, tidak hanya ini, untuk seterusnya semoga Unisla dan disnaker bisa terus berkolaborasi dalam menghadapi permasalahan di Lamongan," harapnya.

Rektor Unisla, Bambang Eko Muljono mengaku bangga dan bersyukur, telah dipilihnya Unisla sebagai lokasi JMF pada tahun ini, meskipun masih dalam keadaan pandemi Covid-19.

"Kegiatan ini sebagai implementasi dan komitmen Pemkab Lamongan untuk mengatasi dan menekan angka pengangguran di Lamongan, memang perlu diadakan inovasi, termasuk kegiatan ini agar pencari kerja dapat informasi yang terbuka," ujarnya.

Baca Juga: Tekan Angka Pengangguran, DPPTK Gelar ‘Ngawi Job Fair 2024’

Sementara itu, Bupati Lamongan, Fadeli menyebutkan, sejak pandemi Covid-19 marak PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) di berbagai daerah, di Lamongan sendiri sekitar lima persen, atau jika dihitung angka, sekitar 2.500 PHK, itu yang terdaftar secara resmi, belum yang tidak resmi.

"Dengan JMF ini kita berupaya, setiap tahun harus ada penurunan jumlah pengangguran di Lamongan," tuturnya.

Fadeli menerangkan, dengan bukti JMF ini, pihaknya mampu menjawab tantangan dengan terbitnya UU masalah tenaga kerja, kalau di Lamongan mampu meningkatkan investasi. Jika banyak investasi yang masuk, maka akan butuh tenaga kerja yang banyak.

Baca Juga: Job Fair 2022 Buka 5.668 Lowongan Kerja, 941 di antaranya Loker untuk Penyandang Disabilitas

"Kesehatan mari kita jaga, dan ekonomi bisa terus berkembang. Terima kasih kepada semua pihak, dan semoga kita bisa meminimalisir angka pengangguran di Lamongan," harapnya. (yog/zar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO