​Inilah Respons Postingan Artis Five Vi: Orang Islam Normal Pasti Tahu Maulid Tak Dilarang

​Inilah Respons Postingan Artis Five Vi: Orang Islam Normal Pasti Tahu Maulid Tak Dilarang Five Vi. foto: instagram

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Five Vi yang baru hijrah - dan tentu saja baru belajar Islam - memposting video ceramah Utadz Sufyan Baswedan. Potongan video itu membahas Muhammad SAW yang banyak dirayakan oleh umat Islam Indonesia, termasuk negara atau pemerintah RI.

Tak tanggung-tanggung, melalui keterangan video itu, Five Vi menulis soal pandangan maulid dari 4 mazhab.

“Jika kita menelusuri dalam kitab tarikh (sejarah), perayaan tidak kita temukan pada masa sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in, dan empat Imam Madzhab (Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad), padahal mereka adalah orang-orang yang sangat cinta dan mengagungkan Nabinya shallallahu ‘alaihi wa sallam.” tulis Five Vi di instagramnya.

Tak pelak, postingan Five Vi itu mendapat tanggapan ramai dari netizen.

(Five Vi. foto: instagram)

Namun - seperti dilansir fajar.co.id, artis yang semula dikenal seksi itu membantah pemberitaan yang mengatakan dia membahas tidak diajarkan oleh nabi dan para sahabat. bernama asli Fivey Rachmawati ini, mengaku hanya membagi sebuah video ceramah dari Ustadz Sufyan Baswedan.

“Saya tidak statement apapun dalam postingan. Saya hanya merepost dakwah yang saya yakini,” tulis Five Vi di akun instagramnya, Sabtu (24/10).

Lalu bagaimana pandangan ulama ahli ushul fiqh yang otomatis sangat paham tentang perbandingan madzhab?

KH Afifuddin Muhajir, ulama ahli ushul fiqh yang mengarang sejumlah kitab, di antaranya Fathu al-Mujib al-Qorib, menjelaskan bahwa perayaan Maulid itu terdiri dari lima acara. Setidaknya, itulah yang selama ini berkembang dalam masyarakat. 

Pertama, pembacaan beberapa ayat suci al-Qur'an. Kedua, pembacaan shalawat Nabi. Ketiga, pembacaan sirah (sejarah) Nabi. Keempat, penyampaian mau'idhah hasanah (pesan-pesan yang baik). Kelima, sedekah buah-buahan, makanan, minuman, dan lain-lain.

(KH Afifuddin Muhajir. foto: mma/ bangsaonline.com)

Jadi sama sekali tak ada yang bertentangan dengan ajaran Islam. “Orang Islam yang masih normal pasti tahu bahwa hal-hal tersebut tidak dilarang dalam Islam. Bahkan sangat dianjurkan dengan anjuran yang sifatnya mutlak, yakni tidak dikaitkan dengan waktu dan tempat. Artinya, hal-hal tersebut bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja, tak terkecuali pada bulan Rabi'ul awwal,” kata KH Afifuddin Muhajir yang sehari-harinya Wakil Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo Jawa Timur, Senin (26/10/2020).

Tapi kenapa anjuran yang bersifat mutlak itu dilakukan pada bulan Rabiul Awwal? “Kebanyakan umat Islam lebih suka memilih tanggal 12 bulan Rabi'ul Awwal sebagai ajang pelaksanaan acara kegiatan semacam itu, karena mereka mempunyai keyakinan bahwa pada bulan dan tanggal itulah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dilahirkan. Oleh sebab itu acara semacam ini dikenal dengan nama "Perayaan Maulid" yang sekaligus ditandai dengan ungkapan kegembiraan dan kesyukuran atas nikmat luar biasa; kelahiran junjungan kita Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam,” kata Kiai Afifuddin Muhajir. (MMA)

Lihat juga video 'Pandemi, Ketua TP PKK Kabupaten Mojokerto Ajak Anggotanya Peduli Sesama':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO