Jokowi Minta Pemda Serap Produk UMKM, Kadin Jatim Siap Lakukan Pendampingan

Jokowi Minta Pemda Serap Produk UMKM, Kadin Jatim Siap Lakukan Pendampingan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa saat membuka pameran INAPRO 2020 di Grand City Surabaya, Kamis (19/11/2020).

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Presiden Joko Widodo komitmen mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah () melalui Gerakan Bangga Buatan Indonesia. Melalui program ini, Jokowi memberikan amanat kepada seluruh kepala daerah agar mengutamakan produk lokal dalam belanja pemerintah.

Menyikapi kebijakan tersebut, Kamar Dagang dan Industri Industri (Kadin) Jawa Timur siap melakukan pendampingan agar mereka bisa mengakses peluang tersebut.

Baca Juga: ​Pemkab Resmi Ganti Beberapa Acara di Gelaran Jombang Fest 2024, Ini Alasannya

Ketua Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto menegaskan, sejauh ini Kadin Jatim telah melakukan pendampingan bekerja sama dengan PUM Netherlan Senior Expert, IHK Trier Jerman, dan sejumlah Perguruan Tinggi di Jatim.

"Upaya lain untuk peningkatan kinerja adalah dengan menfasilitasi mereka dalam pameran INAPRO 2020. Selain bisa memamerkan dan menjual produk, mereka juga bisa menimba ilmu dari sejumlah pembicara yang kami hadirkan," tegasnya saat menghadiri pembukaan pameran INAPRO 2020 di Grand City Surabaya, Kamis (19/11/2020).

Kata Adik, upaya itu selaras dengan keinginan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang meminta agar seluruh stakeholder di Jatim, mulai dari Kadin, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan bersama-sama melakukan pendampingan .

Baca Juga: Adhy Karyono Optimistis Jatim Fest 2024 Jadi Katalisator Pertumbuhan UMKM

Sementara Khofifah dalam kesempatan tersebut mengatakan, bahwa dalam rapat anggaran yang digelar beberapa waktu lalu, presiden mewajibkan seluruh kepala daerah untuk menyerap produk usaha mikro, khususnya pada belanja daerah di bawah Rp 2,5 miliar. Sementara untuk belanja di atas Rp 2,5 miliar, presiden memberikan mandat kepada Tim Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (PBJP), baik pusat maupun daerah, juga untuk menyerap produk usaha kecil dan menengah.

"Ini yang menjadi PR kita bersama adalah bagaimana menjadikan fitur dan aplikasi yang telah dikembangkan tersebut mudah ditemukenali dan diakses oleh pengusaha mikro kecil dan menengah," tegas Khofifah.

Untuk penguatan , mantan Menteri Sosial tersebut meminta kepada seluruh pihak, khususnya Kadin Jatim untuk bersama-sama ikut melakukan pendampingan dan peningkatan di Jawa Timur. Hal ini penting dilakukan agar produk bisa mengakses dan bisa masuk dalam belanja barang dan belanja jasa pemerintah daerah.

Baca Juga: Mimik Idayana dan Sodik Monata Kulineran di Sentra UMKM Alas Kuto Sidoarjo

"Ini yang harus disiapkan. Format apa saja, sosialisasinya harus komprehensif dan proses pendampingannya bagaimana. Dan bagaimana mendapatkan legalitasnya. Kepada seluruh stakeholder, Kadin Jatim, Bank Indonesia OJK, semuanya masuk dan bersama-sama melakukan pendampingan kepada . Semua akan seirama dengan keinginan pemerintah terkait belanja dalam negeri agar produk bisa terserap," ujarnya.

Di sisi lain, Menteri Perdagangan RI, Agus Suparmanto yang hadir secara virtual di pameran tersebut mengatakan bahwa Jawa Timur adalah salah satu provinsi yang memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap kinerja ekspor nasional. Untuk itu, pameran INAPRO 2020 yang digelar Kadin Jatim tersebut diharapkan mampu memberikan kontribusi lebih terhadap peningkatan ekspor Jatim dan Indonesia.

"Penyebaran Covid-19 telah memberikan dampak terhadap kinerja ekonomi dan perdagangan Indonesia. Perdagangan sempat terhenti beberapa saat dan terjadinya pembatasan arus barang," ujarnya.

Baca Juga: Serahkan Sertifikat Elektronik, Menteri AHY Harap UMKM Pariwisata Terus Berkembang

Namun di tengah perlambatan ekonomi dan perdagangan global akibat pandemi, kata Agus, ternyata neraca perdagangan masih mencatatkan surplus sebesar US$ 17,08 miliar. Hanya saja ekspor turun 5,2 persen jadi US$ 131,54 miliar dari US$ 139,3 miliar di periode yang sama dibanding tahun sebelumnya.

"Komoditas yang berkontribusi besar terhadap ekspor non migas Indonesia adalah komoditas lemak dan minyak nabati sebesar 12,6 persen, bahan bakar mineral 11,23 persen, logam mulia perhiasan 6,04 persen, mesin dan perlengkapan 5,91 persen, dan alas kaki 3,13 persen. Sementara negara tujuan ekspor utama tiongkok sebesar 18,64 persen, Amerika serikat 12,12 persen, Jepang 8,36 persen, dan India 6,41 persen.

"Jatim sebagai pusat perdagangan dan logistik nasional kawasan Indonesia timur memiliki peran penting dalam perekonomian nasional. Memberikan sumbangan besar terhadap kinerja ekspor nasional. Untuk itu, kami berharap pameran yang digelar Kadin Jatim ini akan mampu mengerek kinerja ekspor," pungkasnya.

Baca Juga: ​Finfest 2024 Kota Kediri Ajak Masyarakat Melek Literasi dan Inklusi Keuangan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'SNG Cargo: Warna Baru Industri Logistik di Indonesia':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO