Prihatin Bencana dan Hilangnya KRI Nanggala 402, para Ulama Salat Malam, Ini Pesan Kiai Asep

Prihatin Bencana dan Hilangnya KRI Nanggala 402, para Ulama Salat Malam, Ini Pesan Kiai Asep Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim saat menjadi imam salat malam di kediaman Ning Ima, salah seorang putrinya, di kawasan Pondok Pesantren Amanatul Ummah Jalan Siwalankerto Surabaya, Kamis (22/4/2021) malam. Foto: mma/bangsaonline.com

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A. kembali mengundang para kiai untuk , istighatsah, dan doa bersama. Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu mengaku prihatin dengan terjadinya bencana yang menimpa negara Indonesia secara beruntun.

“Mulai dari meledaknya kilang minyak milik Pertamina Balongan, gempa bumi di Malang Jawa Timur, dan kini tenggelamnya di perairan Bali,” kata di depan para kiai menjelang di kediaman Ning Ima, salah satu putrinya, di kawasan Pondok Pesantren Amanatul Ummah di Jalan Siwalankerto Utara Surabaya, Kamis (22/4/2021) malam.

Baca Juga: Di Hadapan Warga Dawarblandong, Paslon Mubarok Siapkan Program Bedah Rumah Tak Layak Huni

“Kasihan Pemerintah terus mengalami kerugian. Berapa triliun kekayaan pemerintah yang hilang akibat bencana,” kata .

Tampak hadir Prof. Dr. KH. Ridwan Nasir (Ketua Yayasan Khadijah Surabaya), KH. Jamaluddin (Rais Syuriah PCNU Probolinggo), Dr. KH. Sujak (Ketua Badan Pengelola Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya), KH. Abdusshomad Buchori (Mantan Ketua Umum MUI Jatim), KH. Mukhlis Muhsin (Pengasuh Ponpes Al-Anwar Bangkalan Madura), KH. Drs. Muhammad Roziqi (Ketua Dewan Masjid Jawa Timur), Gus Zuhri (Ketua Komisi Fatwa MUI Majokerto), Habib Salim (Probolinggo), Habib Abu Bakar (Bangil), Nyai Lilik Fadilah (Ketua PC Muslimat NU Surabaya), Nyai Fatimah (Sekretaris PC Muslimat NU Kota Surabaya), Nyai Masfufah Hasyim (Wakil Ketua PC Muslimat NU Surabaya), dan para kiai lain dari beberapa kota dan kabupaten Jawa Timur.

menjelaskan bahwa bencana demi bencana itu terjadi akibat ulah manusia. Terutama karena para tokoh agama mulai abai terhadap barang-barang najis yang seharusnya dijauhkan dari tubuh manusia, utamanya umat Islam.

Baca Juga: Elektabilitas Terus Melejit, Khofifah: Banyak Doa Kita Temukan di Pasar

“Allah murka. Dan kalau sudah terjadi bencana, semua kena. Orang tidak baik kena. Orang baik juga kena. Masak babi dimasukkan ke tubuh umat Islam. Ini harus dihentikan,” kata menyebut vaksin AstraZeneca.

“Tolong menteri kesehatan hentikan. Tolong pemerintah segera menghentikan vaksin AstraZeneca. Insyallah bencana akan berhenti kalau vaksin ini dihentikan,” tegas yang dikenal sebagai pendukung berat Presiden Jokowi-Kiai Ma’ruf Amin dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Menurut , seharusnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan para ulama memberi masukan yang benar dan baik kepada pemerintah. “Bukan malah menghalalkan unsur babi dengan dalil istihalah. Ini bahaya karena akan mengundang masuknya bahan-bahan yang mengandung unsur babi dengan dalil istihalah,” tegas yang selama ini konsisten tak mau menerima sumbangan dari pemerintah.

Baca Juga: Kampanye Perdana, Gus Barra-dr Rizal Langsung Menggebrak Enam Titik Lokasi di Jatirejo

makin prihatin karena MUI cenderung hanya mengekor pada pemerintah. “Itu akan menjerumuskan Pak Jokowi dan Kiai Ma’ruf Amin. Apalagi kalau hanya didasari kepentingan pragmatis. Bukan karena pertimbangan obyektif agama dan kemasalahatan umat terutama bangsa Indonesia,” kata yang saat kampanye pilpres menghabiskan dana miliaran rupiah dari uang pribadi untuk mendukung dan memenangkan Jokowi-Kiai Ma’ruf Amin.

Menurut , mendukung pemerintah harus dengan sikap obyektif dan jujur, bukan berharap pemberian pemerintah. “Ulama harus jujur. Ulama justru harus membantu pemerintah, bukan malah membebani pemerintah dengan berharap program, apalagi finansial dan sebaginya,” kata yang beberapa hari terakhir ini turun langsung ke titik lokasi bencana di Malang dan Lumajang untuk memberikan sumbangan berton-ton beras, mie, sarung, mukena, air mineral, dan uang tunai.

menegaskan bahwa ulama harus independen dan tidak tergantung kepada siapa pun, kecuali kepada Allah. “Masak kita tak percaya kepada Allah. Saya tak pernah minta bantuan pada pemerintah, bahkan saya menolak bantuan dari pemerintah, tapi sampai sekarang tak pernah berhenti membangun pondok, masjid, gedung sekolah, kampus dan bangunan lainnya. Ini tahadduts binni’mah ,” kata .

Baca Juga: Ketum Pergunu Prof Kiai Asep: Ratu Zakiyah Simbol Idealisme Kita

Karena itu mengajak ulama, kiai dan habaib untuk muhasabah atau mengevaluasi diri. “Kita harus muhasabah. Dan kita harus terus berikhtiar , istighotsah dan doa bersama demi keselamatan bangsa. Kita berdoa semoga Allah SWT segera menghentikan bencana, “ kata kiai miliarder tapi dermawan itu. (mma)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO