ARCI Umumkan Tiga Tokoh Penguat Pendidikan Jawa Timur

ARCI Umumkan Tiga Tokoh Penguat Pendidikan Jawa Timur Baihaki Sirajt, Direktur Eksekutif ARCI. foto: istimewa

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Peringatan 2021 yang jatuh pada 2 Mei 2021 kali ini, mengambil tema “Serentak Bergerak, Wujudkan Merdeka Belajar.” Banyak cara untuk menyemarakkan yang jatuh selang dua hari peringatan Nuzulul Qur’an 17 Ramadhan 1442 H pada 29 April kemarin.

Di antara yang paling menarik adalah penganugerahan 3 Tokoh Penguat Pendidikan Jawa Timur oleh lembaga riset, Accurate Research and Consulting Indonesia (). Disampaikan oleh Direktur , Baihaqi Siraj, secara virtual pada Minggu (2/5/2021), bahwa pihaknya telah melakukan riset secara online untuk menentukan tiga tokoh potensial yang layak mendapatkan penghargaan. Penentuan kategori adalah berbasis pesantren, birokrasi, dan milenial.

Baca Juga: Elektabilitas Terus Melejit, Khofifah: Banyak Doa Kita Temukan di Pasar

"Berbasis pesantren kami pilih karena Jatim merupakan masyarakat yang masih kental dengan nuansa religi, terutama didominasi kultur hijau Nahdliyyin. Basis pesantren ini secara tidak langsung mewakili figur akademisi karena pesantren juga bagian dalam akademisi. Berbasis birokrasi karena kami ingin mengukur apakah masyarakat telah meresapi makna Jatim Bangkit yang digelorakan oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, yang mana Jatim Bangkit ini berkaitan dengan perkembangan pendidikan di Jatim. Kemudian berbasis millenial karena fondasi kelangsungan pendidikan adalah di tangan generasi millenial. Khusus millenial, kami memfokuskan ini pada masyarakat biasa yang peduli dengan pendidikan, yaitu dunia literasi," urainya.

Baihaki berharap kategori tersebut tidak tumpang tindih karena semua tokoh yang mendapat penganugerahan, memiliki identitas yang sangat berbeda. “Semuanya memiliki ciri khas dan sangat tepat sesuai kategorinya," tambahnya.

Dijelaskan secara virtual, bahwa kategori adalah: Tokoh Pendidikan Islam Kultural Jatim, Tokoh Pendidikan Vokasi dan Kewirausahaan Jatim, Tokoh Literasi Millenial Jatim, dan beberapa kategori lainnya.

Baca Juga: Ketum Pergunu Prof Kiai Asep: Ratu Zakiyah Simbol Idealisme Kita

“Tokoh Pendidikan Islam Kultural Jatim diambil dengan indikator kepedulian eksistensi Pesantren dalam membentuk karakter santri yang siap menghadapi tantangan zaman. Santri yang ditempa dalam kalangan pesantren adalah semua generasi. Karena spirit dakwah pesantren bisa dirasakan oleh semua pihak, termasuk yang tidak nyantri secara full dalam lingkungan kompleks pesantren. Pentingnya Islam Kultural karena kemerdekaan Indonesia tak lepas dari perjuangan santri jaman dulu. Dan nilai-nilai dalam Islam sangat penting sebagai ruh pendidikan.”

“Tokoh Pendidikan Vokasi dan Kewirausahaan Jatim diambil dengan indikator pihak birokrasi yang secara nyata berperan membentuk pendidikan yang menunjang pada penguasaan keahlian terapan tertentu, yang kaitannya dalam kewirausahaan. Keahlian ini bisa didapat oleh generasi yang sudah cukup usia, yaitu siswa SMA atau SMK. Di usia tersebut, mereka mampu menerapkan keahlian yang diajarkan.”

“Tokoh Literasi Millenial Jatim diambil dari sosok masyarakat yang tidak memiliki jabatan strategis dalam pemerintahan namun memiliki spirit menguatkan pendidikan dengan caranya sendiri. Semisal, memiliki spirit membuat tulisan dan giat sosial yang secara nyata mendukung penguatan pendidikan, yang mana tindakannya bersumber dari swadayanya sendiri.”

Baca Juga: Kiai Asep Bentuk Saksi Ganda Mubarok dan Khofifah-Emil, Gus Barra Siap Biayai Siswa Berprestasi

"Dari semua kategori tersebut, kami lakukan riset sangat detail, yaitu hasil kuantitatif polling online lalu kami komparasikan dengan observasi lapangan," paparnya.

Hasilnya, dipilih Ketua Pergunu Pusat Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A., sebagai Tokoh Pendidikan Islam Kultural Jatim, Kepala Dinas Pendidikan Jatim Dr. Ir. Wahid Wahyudi, MT., sebagai Tokoh Pendidikan Vokasi dan Kewirausahaan Jatim, dan Dr. , M.E.I., sebagai Tokoh Literasi Millenial Jatim.

"Kiai Asep dipilih karena memiliki pesantren terkemuka dan ketokohannya memang sangat mewarnai di Jawa Timur. Pak Wahid dipilih karena berhasil meneruskan kebijakan Gubernur dalam menyelamatkan pendidikan agar tidak terjadi lost generation. Ning Lia dipilih karena merupakan salah satu influencer yang aktif berbicara tentang literasi dan pernah beberapa kali melakukan aksi sosial, diantaranya bersama Kahmi Bangkalan," ujarnya.

Baca Juga: Kiai Asep Yakin Mubarok Menang dalam Pilkada Mojokerto 2024, Inilah Target Kemenangannya

Selain ketiga Tokoh potensial tersebut, tokoh lain yang juga mendapat penganugerahan adalah:

1. Dr. (HC) H. Abdul Hadi, Drs. S.Pd., S.H., M.M., Rektor Universitas Islam Jember.

2. Prof. Dr. Masdar Hilmy, S.Ag., M.A., Ph.D., Rektor Universitas Islam Sunan Ampel Surabaya.

Baca Juga: Kagumi Prestasi Amanatul Ummah, Kementerian Pendidikan Malaysia Studi Banding ke Pacet Mojokerto

3. Dr. Suparti, M.Pd., Direktur Universitas Terbuka Surabaya.

Baihaki menambahkan, bahwa penganugerahan ini diharapkan semakin menyemarakkan 2021 dan menguatkan spirit Jatim Bangkit dalam pendidikan sesuai yang pernah disampaikan oleh Gubernur Khofifah. (mdr/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Dulu Banyak Sinis dan Tertawa, Kini Miliki 12.000 Santri, ini Ijazah Amalan Kiai Asep':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO