Rasa Nasionalisme Tersinggung, 76 Tahun Merdeka Belum Bisa Produksi Vaksin Sendiri

Rasa Nasionalisme Tersinggung, 76 Tahun Merdeka Belum Bisa Produksi Vaksin Sendiri Para kiai peserta salat malam dan istighatsah serta doa bersama untuk bangsa di kediaman Ning Imah, putri Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, di lingkungan Pondok Pesantren Amanatul Ummah di Siwalankerto Utara Surabaya, tadi malam (Kamis/12/8/2021). foto: BANGSAONLINE.COM

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA mengaku rasa nasionalisme dan patriotismenya tersinggung karena Indonesia sudah 76 tahun merdeka tapi belum bisa memproduksi sendiri.

“Kita sedih sekali. Padahal di Indonesia banyak sekali orang pintar, peneliti berkualitas, dan mereka sudah banyak menghasilkan temuan ilmiah. Tapi hingga sekarang kita belum bisa menghasilkan sendiri. Semua impor. Bukan hanya Covid-19 tapi juga yang lain,” tegas Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim kepada BANGSAONLINE.com, Jumat (13/8/2021).

Baca Juga: Di Hadapan Warga Dawarblandong, Paslon Mubarok Siapkan Program Bedah Rumah Tak Layak Huni

Pernyataan itu disampaikan kepada BANGSAONLINE.com untuk mempertegas taushiahnya dalam acara salat malam rutin yang digelar tiap Kamis malam Jumat di kediaman Ning Imah, salah seorang putrinya, di lingkungan Pondok Pesantren Amanatul Ummah di Siwalankerto Utara Surabaya. Tadi malam (12/8/2021) acara salat malam dan istighatsah serta doa bersama untuk bangsa itu diikuti 10 orang kiai dengan protokol kesehatan ketat, namun juga digelar secara virtual lewat streaming IKHAC TV.

“Karena itu jangan salahkan jika banyak tokoh dan kiai-kiai pesantren enggan di karena menunggu produksi sendiri. Kita harus maklumi mereka karena para kiai pesantren yang berada pada barisan terdepan dalam perang kemerdekaan melawan penjajah,” tegas .

Baca Juga: Elektabilitas Terus Melejit, Khofifah: Banyak Doa Kita Temukan di Pasar

(Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA. foto: BANGSAONLINE.com)

lalu membandingkan dengan negara-negara lain yang belum maju. Misalnya Afrika yang telah memproduksi 3 secara mandiri. “Orang akhirnya berpikir ini ada apa. Apa ada kepentingan bisnis sehingga semua impor. Kalau hanya jadi makelar kan apa sih yang didapat. Berarti mereka pengkhianat bangsa. Menjajah bangsanya sendiri lewat impor negara lain,” kata yang dalam Pilpres mendirikan Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN) untuk mendukung Jokowi-KH Ma’ruf Amin dengan dana pribadi.

Lagi-lagi minta, jangan salahkan jika masih banyak orang enggan di. Termasuk beberapa anggota DPR RI. “Karena ini masalah nasonalisme dan patriotisme. Jadi jangan salahkan mereka. Karena mereka punya rasa nasionalisme dan patriotisme yang kuat,” tegas pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto yang memiliki 12 ribu santri itu.

Baca Juga: Kampanye Perdana, Gus Barra-dr Rizal Langsung Menggebrak Enam Titik Lokasi di Jatirejo

juga heran dengan nusantara dan merah putih yang hingga sekarang belum jelas nasibnya. “Masalahnya kan sudah diproses. Tapi sampai sekarang belum ada kejelasan. Banyak sekali orang yang menunggu nusantara dan merah putih kerena ini mewakili nasionalisme dan patriotisme kita,” tegas Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu.

Kiai yang banyak sedekah itu mengingatkan bahwa usia Republik Indonesia sekarang sudah 76 tahun. “Tapi apa artinya kita merdeka kalau saja tak bisa memproduksi sendiri,” katanya sembari minta agar pemerintah - termasuk BPPOM - segera mengupayakan merah putih dan nusantara segera terwujud.

Baca Juga: Ketum Pergunu Prof Kiai Asep: Ratu Zakiyah Simbol Idealisme Kita

Ia minta para pengendali PPKM dan penanganan Covid-19 tidak menghambat kreativitas anak bangsa hanya demi kepentingan makelaran rendahan yang akhirnya merugikan bangsa Indonesia.

Kiai miliarder tapi dermawan itu juga mengaku tersinggung dengan sikap politik kerajaan Arab Saudi tentang kebijakan umrah dan haji. Menurut dia, kerajaan Arab Saudi telah merendahkan bangsa Indonesia karena mengharuskan warga Indonesia yang akan umrah karantina dan isolasi di negara ketiga terlebih dulu sebelum masuk tanah suci. 

“Ini penghinaan bagi kita karena menganggap negara kita kotor. Kenapa tidak diisolasi di Arab Saudi saja tapi tempatnya disinfektan,” katanya.

Baca Juga: Kiai Asep Bentuk Saksi Ganda Mubarok dan Khofifah-Emil, Gus Barra Siap Biayai Siswa Berprestasi

“Sepanjang kebijakan Arab Saudi seperti itu saya tidak akan umrah dan tidak akan naik haji,” kata yang sebelum pandemi Covid-19 naik haji tiap tahun dan tiap beberapa bulan sekali selalu umrah bersama keluarga dan para kiai serta koleganya. (mma)

VIDEO TERKAIT:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO