Sementara itu, Kepala DPKP Kota Batu, Sugeng Pramono, menjelaskan bahwa sistem di kandang komunal ini adalah model umbaran, sehingga sapi perah tidak ditali sepeti biasanya.
"Diharapkan pengembangan sapi lebih optimal, dan hasil susu lebih banyak juga disertai dengan pengolahan limbah menjadi biogas dan pupuk organik," kata Sugeng.
Hal senada diungkapkan Kepala Desa Gunungsari, Andi Susilo. Ia berterima kasih atas berbagai program bantuan yang bisa dimanfaatkan warga seluas-luasnya.
Ketua Kelompok Tani Margomulyo, Muhammad Munir, memastikan bahwa kandang komunal akan dimanfaatkan oleh 50 anggotanya. Ia memaparkan, jumlah produksi susu di Dusun Brau mencapai 5.000 liter per hari, dan limbah kotoran sapi telah dimanfaatkan oleh warga dengan membangun 30 reaktor biogas yang telah dimanfaatkan sebagai pengganti LPG, untuk limbah biogas dimanfaatkan sebagai pupuk organik.
"Kita dukung visi Kota Batu Desa Berdaya Kota Berjaya, yang salah satunya membuat wisata edukasi sapi perah, mulai dari proses perawatan hingga proses pengolahan susunya," ucap Munir.
Saat ini, kelompok Margomulyo telah mengolah susu menjadi produk unggulan seperti yogurt, susu pasteurisasi, permen, pie susu, dan berbagai jenis keju yang bekerja sama dengan Italia. (asa/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News