![Anggota DPRD Jatim Minta Nama KH Abdul Chalim Dicantumkan dalam Literasi Sejarah Anggota DPRD Jatim Minta Nama KH Abdul Chalim Dicantumkan dalam Literasi Sejarah](/images/uploads/berita/700/3531b95f24a8884f07bc9d2b24489f9b.jpg)
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Banyak tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang mempunyai jasa besar terhadap bangsa ini, namun belum mendapat pengakuan secara resmi dari pemerintah. Anggota DPRD Jawa Timur (Jatim), Deni Prasetya, menyebut salah satu contohnya, KH Abdul Chalim.
Menurut dia, Kiai Abdul Chalim belum terlalu familiar, termasuk di kalangan nahdliyin secara umum karena publik mulai mengenal nama ayah KH Asep Saifuddin Chalim itu setelah Presiden RI ke-4, Gus Dur, menziarahi makamnya di Leuwimunding pada tahun 2003. Dengan demikian, Deni meminta agar nama KH Abdul Chalim dimasukkan dalam literasi sejarah.
BACA JUGA:
- Ratusan Penghobi Mancing Ikuti Gelar Wisata Mancing Disbudpar Jatim di Cerme Gresik
- Selama Jadi Anggota DPRD Jatim, Mas Iin Peka Kebutuhan Masyarakat
- Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Jatim 2023 Disetujui, Adhy Karyono Bilang Begini
- Putra Pendiri NU Ini Direndahkan Habib Pasuruan di Depan Umum, Tapi Malah Tersenyum
"Literasi sejarah tokoh-tokoh NU memang masih minim, termasuk Kiai Abdul Chalim. Saya berharap mulai ada gerakan literasi dari kader-kader muda NU, agar para tokoh NU tidak lenyap dari catatan sejarah," ujarnya, Selasa (23/11).
Ia juga meminta kepada pemerintah untuk memberi perhatian terhadap para tokoh bangsa yang mempunyai jasa besar pada republik ini. Deni menyarankan agar nama-nama beserta catatan sejarahnya dicantumkan dalam buku sejarah agar diketahui secara luas oleh khalayak umum.
Anggota Fraksi NasDem DPRD Jatim itu menilai, KH Abdul Chalim juga sangat layak mendapat anugerah gelar pahlawan. Hal itu mengacu pada fakta sejarah, serta bukti sejarah yang masih disimpan pihak keluarga.
"Pihak keluarga KH Abdul Chalim memang tidak menuntut gelar pahlawan. Karena itu, tinggal komitmen dari pemerintah untuk mengusulkan dan memproses gelar pahlawan tersebut," kata Deni.
Ia berharap pada momentum Muktamar NU ke-34 di Lampung nanti ada pengakuan resmi dari PBNU kalau KH Abdul Chalim adalah salah satu pendiri NU. Mengingat catatan sejarahnya yang ada, beliau tercatat sebagai Khatib Tsani dalam kepengurusan PBNU periode pertama, dan juga perintis Persatuan Guru NU (Pergunu) dan Koperasi NU.
Menurut Deni, pengakuan resmi itu penting agar nahdliyin mengenal sosok yang berjasa pada NU, khususnya para generasi muda. Dengan demikian, mereka bisa meneladani dan meneruskan perjuangan ulama sekaligus para pendiri NU.
"Perlu ada pengakuan resmi dari PBNU atau Ketua Umum PBNU terpilih, kalau Kiai Abdul Chalim memang salah satu dari pendiri NU. Saya kira Muktamar NU ke-34 menjadi momentum yang tepat untuk itu," pungkas Deni. (mdr/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News