Ratusan Hektar Bawang Merah di Nganjuk Alami Puso, Disperta dan Penjual Obat Hama 'Menghilang'
Wartawan: Bambang DJ
Senin, 10 Juli 2017 02:10 WIB
“Kenapa kejadian seperti ini terkesan dibiarkan dinas pertanian, termasuk penjual obat hama tak berani menampakkan dirinya,” keluh Wito.
Kerugian akibat gagal panen ini, Wito mengaku kerugiannya mencapai Rp 80 jutaan lebih, dari luas lahan yang dimilikinya 1,2 hektar. Sedangkan di Desa Sukarame lahan yang ditanami bawang merah sekitar 200 hektar.
Keluhan senada juga dialami Muhammad Dapet, yang saat ini lahanya sudah ditanami Tomat akibat bawang merahnya habis diserang ulat.
“Saya kecewa dengan petugas pertanian, tidak ada solusi, bahkan tak pernah terlihat. Termasuk kepada penjual obat hama yang biasa rutin datang, tapi dengan kejadian saat ini juga tidak kelihatan,” keluh Dapet.
Padahal tambah Dapet, sejak petani mulai masa tanam sekitar 2 bulan lalu, penjual obat memasang berbagai baner promosi di setiap pohon tepi jalan. Tapi sejak bawang mulai diserang ulat yang menunjukkan bahwa obat itu tidak mempan, hingga saat ini para penjual sudah tidak terlihat lagi. (bam/rev)