IKUB Kota Kediri Meningkat Jadi 3,97, Bukti Tagline 'Harmoni Kediri' Teraktualisasi

IKUB Kota Kediri Meningkat Jadi 3,97, Bukti Tagline Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar saat mengikuti acara IKUB Kota Kediri, Senin (11/4/2022). Foto: Ist.

KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - (IKUB) kembali mengalami kenaikan pada tahun 2021. Dari sebelumnya tahun 2019 di angka 3,91 (tinggi), menjadi 3.97 (tinggi).

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) , Chevy Ning Suyudi, angka tersebut merupakan hasil survei pemkot bekerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri.

“Hasil tersebut didapat melalui pengambilan sampel di tiga kecamatan dengan responden 400 orang dengan variabel penelitian: toleransi, kesetaraan, kerja sama, dan kebijakan. Semua variabel tersebut mendapatkan angka yang tinggi dengan rincian: toleransi berada di angka 3,92; kesetaraan 3,92; kerja sama 3,93; dan kebijakan 4,05,” jelasnya, Senin (11/4/2022).

Dari survei itu, didapatkan hasil Kecamatan Pesantren memiliki indeks KUB sebesar 3,76; Kecamatan Kota 4,01; dan Kecamatan Mojoroto sebesar 4,06.

Menurutnya, hasil itu membuktikan bahwa tagline “” benar-benar teraktualisasi dalam kehidupan bermasyarakat. 

Selain itu, juga meneguhkan bahwa merupakan salah satu tempat paling harmonis dari sekian kota yang ada di Indonesia. Tidak ada konflik yang timbul hingga berkembang besar, seperti yang terjadi pada beberapa daerah di Indonesia.

“Dengan adanya toleransi yang besar di , maka kerja sama antar umat beragama berjalan baik. Dari segi budaya, terlihat masjid, gereja, dan kelenteng dibangun saling berdekatan,” ujar Chevy.

Ia menjelaskan, bahwa kerukunan dapat tercapai apabila setiap umat beragama saling menghormati dan mengakui keberadaan hakikat dan martabat pemeluk agama, serta penganut kepercayaan terhadap Tuhan.

Lebih lanjut, ia menyampaikan ada banyak faktor pendukung yang mempengaruhi terbentuknya kerukunan umat beragama di . Yaitu: sejarah, budaya, regulasi pemerintah, pemahaman dan doktrin agama, tingkat pendidikan, aktivitas sosial yang melibatkan masyarakat lintas agama, serta peran organisasi dan komunitas sosial keagamaan.

"Kerukunan umat beragama ini sangat dipengaruhi oleh situasi politik. Ada satu tingkat keberhasilan karena ada penentu atau tokoh-tokoh di , utamanya kepala daerah," sebutnya.

"Dari awal kita tidak pernah ada kejadian gesekan-gesekan terkait SARA, dan semoga kondusifitas tersebut dapat terus terjalin," harapnya. (uji/mar)

Lihat juga video 'Tanam Pohon dan Tebar Benih Ikan Warnai Peringatan Hari Bumi dan Hari Air Dunia di Kota Kediri':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO