Menjelajah Perpustakaan Al Qadiriyah, Perpusatakaan Tertua dan Terbesar di Baghdad Irak
Editor: Novandryo
Wartawan: Devi Fitri Afriyanti
Rabu, 29 Mei 2024 12:18 WIB
BANGSAONLINE.com - Layak jika Baghdad dikenal sebagai pusat peradaban dan kebudayaan Islam setelah masa Khalifah Al-Mansyur.
Baghdad di masa pemerintahan Abbasiyah telah memenuhi cahaya ilmu dengan pesatnya pembangunan seni dan budaya Islam.
BACA JUGA:
Pekerja MPS Trowulan Kompak Pilih Gubernur yang Full Senyum
Rapat Konsolidasi Tim Pemenangan Pilgub Jatim, Khofifah Tekankan Politik Santun
Di Depan Kiai Se-Madura, Kiai Asep Sampaikan Kesan Rektor Al Azhar Mesir tentang Figur Khofifah
Para Waranggono di Tiga Kabupaten Jatim Utara Deklarasi Menangkan Khofifah-Emil di Pilgub Jatim
Pembangunan masif diwujudkan dengan pembangunan sekolah, madrasah, masjid, istana, dan pembangunan perpustakaan yang bersejarah.
Perkembangan intelektual islam di Baghdad ini banyak mendatangkan tokoh-tokoh ilmuan tertinggi baik dalam bidang ilmu umum maupun agama.
Sehingga, pada tahun 800 M, Kota Baghdad telah menjelma menjadi kota besar yang menjadi pusat pendidikan, ilmu pengetahuan, ekonomi, dan politik.
Kota ini semakin menarik banyak ilmuwan dari seluruh dunia untuk mencari ilmu.
Termasuk Syekh Abdul Qadir Al Jailani, yang merupakan warga Jilan Iran, yang kemudian memutuskan untuk hijrah menimba ilmu menuju Baghdad pada tahun 488 H/1095 M.
Menimba ilmu di pusat peradaban yang kemudian hingga kini masyhur dikenal sebagai pelopor sufisme thariqati dunia.
Perpusatakaan yang menjadi magnet para ilmuwan menuju Baghdad turut menarik perhatian Khofifah Indar Parawansa.
Selama berada di Kota Baghdad, Irak, salah satu tempat yang sangat ingin ia kunjungi adalah perpusatakaan.
“Di Irak ada tiga perpustakaan besar saat ini. Pertama adalah perpustakaan nasional, kedua perpustakaan milik kementerian wakaf, dan ketiga perpustakaan Al Qodiriyah yang berada di Kompleks Syech Abdul Qadir Jailani,” kata Khofifah, Rabu (29/5/2024).