Menjelajah Perpustakaan Al Qadiriyah, Perpusatakaan Tertua dan Terbesar di Baghdad Irak
Editor: Novandryo
Wartawan: Devi Fitri Afriyanti
Rabu, 29 Mei 2024 12:18 WIB
Dipandu oleh cicit Syekh Abdul Qadir Al Jailani, yaitu Maulana Assayyid Assyech Afeefuddin Al Jailani, yang tak lain adalah pimpinan dan penanggung jawab Makam dan Madjid Abdul Qadir al-Jailani dan pendiri lembaga wakaf Al Qadiriyah, Khofifah begitu antusias menjelajah seluk beluk Perpusatakaan Al Qodiriyah.
Pasalnya, perpustakaan yang terletak di area masjid dan makam Sulthonul Auliyah Syech Abdul Qadir Jailani ini menjadi salah satu perpustakaan terpenting dan tertua yang masih bertahan di Baghdad.
Tak kurang ada 68 ribu kitab dari berbagai disiplin ilmu yang tersimpan di perpustakaan yang didirikan oleh Abu Said al-Mubarak al-Mukharami.
Perpustakaan ini sempat mengalami beberapa kali kerusakan terutama ketika konflik berkecamuk antara Safawiyah dengan Ottoman pada 1623 M.
Beruntung, pada masa modern, Presiden pertama Irak, segera merenovasi dan menyelamatkan koleksi-koleksi perpustakaan tersebut.
“Di perpustakaan Al Qodiriyah ini masih tersimpan sekitar dua ribu naskah yang belum dicetak dan masih berbentuk manuskrip. Semua tersimpan sangat rapi dan terawat dengan katalog yang sistematis. Sehingga mudah dicari jika dibutuhkan,” kata Khofifah.
Ratusan ribu orang mengunjungi perpusatakaan ini setiap tahunnya. Bahkan masyarakat Baghdad dan Irak sendiri juga sangat betah untuk berlama-lama bergelut dengan kitab-kitab yang ada di perpusatakaan ini.
Hal ini menunjukkan bahwa budaya literasi masyarakat Irak begitu terbangun dan terjaga. Yang sekaligus membuktikan bahwa Baghdad masih menjaga nilai-nilai dan tradisi sebagai pusat peradaban dan kebudayaan Islam di masa-masa kejayaannya.
“Kesadaran masyarakat Iraq untuk menjaga, melestarikan budaya cinta ilmu sangat patut untuk diteladani. Bagaimana kemajuan ilmu yang berkembang di Irak hingga menarik ilmuwan dari bergagai belahan dunia untuk belajar di sini membuktikan bahwa Baghdad menjadi pusat peradaban di masa lampau. Dan hingga saat ini kitab-kitab di sana masih terjaga dan terawat,” pungkas Khofifah. (dev/van)