PPP Gresik Anggap Full Day School Merupakan Awal Mula Kepunahan Madrasah Diniyah NU
Wartawan: M Syuhud Almanfaluty
Senin, 10 Juli 2017 10:01 WIB
GRESIK, BANGSAONLINE.com - Kebijakan Mendikbud RI Muhadjir Effendy memberlakukan program FDS (Full Day School) mulai tahun pelajaran 2017/2018 terus mendapatkan kritik berbagai kalangan. Sekretaris DPC PPP Kabupaten Gresik Kubu Romy, Khoirul Huda, menganggap bahwa program tersebut adalah awal mula kepunahan Madin (madrasah diniyah) Nahdlatul Ulama.
Menurutnya, FDS yang dicanangkan Mendikbud tersebut hanya sekadar praktek kurikulum yang mengalami perubahan manajemen waktu dan pengurangan hari. "Padahal, sistem pembelajaran model itu bisa dikondisikan tanpa merubah kurikulum secara praktis," ujar Ketua Komisi D DPRD Gresik ini kepada Bangsaonline.com, Senin(10/7/2017).
BACA JUGA:
Tafsir Al-Isra 7: Sarjana Itu Menyobek Ijazahnya Sendiri
Komisi E Dorong Penguatan Peran Madrasah Diniyah
Warga NU di Tuban Tolak FDS Lewat Baliho
Tolak FDS, Mahasiswa PMII Luruk Pemkot Mojokerto
"FDS itu yang dikatakan program penguatan pendidikan karakter itu omong kosong Gombal itu, karena belum pernah teruji dan belum pernah terbukti," kecamnya.
Ia bahkan menilai program FDS dengan menjadikan hari Sabtu dan Minggu sebagai hari libur justru akan merusak karakter dan mental anak. "Dengan dua hari libur itu, anak-anak malah malamnya malah akan begadang, nongkrong, mangkal di jalanan, atau cangkruk di kedai kopi, yang menghambur-hamburkan uang secara serampangan. Ini justru malah akan mengancam moral anak bangsa. Dua hari itu bisa jadi dianggap libur salat nasional oleh anak-anak," cetusnya.