PPP Gresik Anggap Full Day School Merupakan Awal Mula Kepunahan Madrasah Diniyah NU
Wartawan: M Syuhud Almanfaluty
Senin, 10 Juli 2017 10:01 WIB
Sebagai pengelola lembaga pendidikan bernuansa pesantren, Huda mengaku yayasannya sudah menerapkan full day school lebih dulu, namun dengan konsep yang berbeda. "Jadi bagi kami FDS yang digagas pemerintah ini lebih banyak efek negatifnya. Jadi, sebagai warga NU yang sam'an wa tho'atan, kami menolak dan tidak akan menerapkannya. Langkah ini ditempuh agar sekolah formal di Kabupaten Gresik tidak macam-macam dan tidak meremehkan Madin (Madrasah Diniyah)," katanya.
"Selain itu, agar Madin yang masih berkembang atau dalam taraf rintisan tetap bisa eksis dan bertahan. Terutama bagi Madin yang manajemennya belum rapi dan belum profesional," imbuhnya.
"Ingat, hanya warga NU-lah yang selama ini mengelola Madrasah Diniyah. Makanya, secara otomatis FDS akan menjadi rintisan program kepunahan Madin NU. Di sinilah efek negatif atau risiko yang secara tegas tampak dari kebijakan FDS. Untuk itu, orang NU harus kompak menolak." pungkasnya. (hud/dur/rev)