Tuntut Stop Impor Garam, Ratusan Massa di Pamekasan Demo PT Garam
Editor: Yudi Arianto
Wartawan: Erry Sugianto
Jumat, 12 Juli 2019 20:53 WIB
PAMEKASAN, BANGSAONLINE.com - Ratusan masyarakat Desa Pandan, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan, melakukan aksi demo terhadap PT Garam Persero yang dikawal aktivis dan juga mahasiswa Pamekasan, di Desa Pandan, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan, Jumat (12/07/19).
Ratusan massa yang sempat dicegat di pintu akses masuk PT Garam Persero oleh personel kepolisian dari Polres Pamekasan, tetap memaksa masuk ke lingkungan kantor PT Garam Persero.
BACA JUGA:
Ormas Madas Luruk PT Budiono Kecam Penebangan Pohon Mangrove, Herman: Tanah itu Milik Kami
Jurnalis Pamekasan Gelar Aksi Tolak RUU Penyiaran di Depan DPRD Pamekasan
Tak Kunjung Perbaiki Travo yang Rusak, PLN Pamekasan Didemo Warga
Pupuk Subsidi Langka, PC PMII Pamekasan Geruduk Kantor Bupati
Namun sejumlah massa itu tetap ingin memaksa masuk ke kantor PT Garam Persero Pamekasan yang dari akses pintu masuk masih berjarak sekitar 3,5 km
Dalam tuntutannya, massa meminta untuk stop impor garam dan segera naikkan harga garam. Dan yang paling mendesak, mereka meminta pembebasan untuk sewa lahan petani garam di Desa Pandan agar dikelola oleh masyarakat Desa Pandan sendiri dan bukan dikelola oleh orang luar.
Menurut Korlap Aksi, Hendra Gobang mengatakan, sewa untuk lahan di PT Garam Persero Pamekasan dibanderol sebesar Rp 6 juta satu petak lahan garam. "Selama ini hasil dari sewa lahan bagi masyarakat Pandan tidak merasakan hasilnya," ujar Hendra.
Hendra menambahkan, malah akses jalan di desa mereka rusak berat akibat truk pengangkut garam keluar masuk ke PT Garam Persero. Bahkan menurut mereka masyarakat yang sudah membayar sewa lahan sampai saat ini belum bisa menggarap lahan garam.
"Malah mereka membayar pada 3 bulan yang lalu, namun sampai saat ini mereka belum boleh menggarap lahan dari PT Garam Persero," tuturnya.
Kadiv (Kepala divisi) Keamanan PT Garam Persero Sentot Wahyu Hidayat yang menemui para pendemo menjelaskan, kalau harga garam regulasinya dari pemerintah.
"Sedangkan adanya tehnis penggarapan sewa lahan yang belum bisa dikelola itu bukan wilayah kami, nantinya kami akan melaporkan kepada manajemen," kilah Sentot yang kemudian buru-buru menghindar.
Massa yang ingin menemui Direktur PT Garam Persero namun tidak berhasil mengancam akan menutup akses jalanan masuk ke PT Garam Persero.
Bahkan apabila tuntutan mereka tidak di penuhi mereka meminta Direktur PT Garam Persero Pamekasan harus mundur dari jabatannya.
Pantauan BANGSAONLINE.com di lokasi, massa sempat bentrok dengan aparat, karena massa memaksa masuk dan saling dorong. Akhirnya mereka yang merasa kecewa karena tidak ditemui pimpinan PT Garam Persero, akhirnya mundur dan melakukan bakar ban dan mblokade jalan akses masuk ke PT Garam Persero dengan tumpukan garam yang mereka bawa. (err/ian)